2 tewas, 40 luka-luka selama protes kedutaan AS di Tunis
Tunis, Tunisia – Protes yang disertai kekerasan di luar kedutaan AS di Tunis terhadap film anti-Muslim dibalas dengan gas air mata dan tembakan pada hari Jumat, menyebabkan dua orang tewas, sekitar 40 lainnya terluka dan kepulan asap hitam mengepul di seluruh kota.
Beberapa lusin pengunjuk rasa menyerbu kompleks kedutaan AS di ibu kota Tunisia, merobek bendera Amerika dan mengibarkan bendera dengan denominasi Muslim di atasnya sebagai bagian dari protes. Para pengunjuk rasa juga membakar dan menjarah sebuah sekolah Amerika di sebelah kompleks kedutaan, sehingga mencegah petugas pemadam kebakaran mendekatinya. Sekolah itu kosong dan tidak ada korban luka yang dilaporkan.
Sebelumnya, beberapa ribu pengunjuk rasa berkumpul di luar kedutaan AS, termasuk pengunjuk rasa yang melemparkan batu dan bentrok dengan polisi, menurut reporter Associated Press di tempat kejadian. Polisi membalasnya dengan tembakan dan gas air mata. Polisi dan pengunjuk rasa bentrok di jalan-jalan Tunis. Di tengah kerusuhan, para pemuda membakar mobil di tempat parkir kedutaan dan menjarah tempat usaha di dekatnya.
Kantor berita negara TAP, mengutip kementerian kesehatan, mengatakan bahwa mereka yang tewas adalah pengunjuk rasa, sedangkan yang terluka termasuk pengunjuk rasa dan polisi. Dua orang yang terluka berada dalam kondisi kritis, kata kementerian kesehatan.
Seorang pegawai Kedutaan Besar AS asal Tunisia yang mengalami cedera kaki dibawa ke ambulans dengan tandu. Belum jelas apakah ada korban luka lainnya. Pejabat kedutaan tidak menanggapi panggilan dan email.
Kelompok yang menerobos tembok luar Kedutaan Besar AS akhirnya berhasil dihalau keluar oleh pasukan polisi dan pasukan khusus dalam jumlah besar. Ketika malam tiba, kerumunan pengunjuk rasa di luar kedutaan berkurang menjadi segelintir orang.
Stasiun televisi al-Wataniya 1 mengatakan pengawal presiden juga turun tangan dan mengawal duta besar AS dan sekitar 80 staf kedutaan menjauh dari lokasi kejadian ke tempat yang aman.
Massa yang marah atas film anti-Muslim yang mengejek Nabi Muhammad telah menyerbu kedutaan besar AS di Timur Tengah.
Tingkat kekerasan di Tunisia mengejutkan banyak orang dan menimbulkan pertanyaan baru mengenai arah negara tersebut, dimana pemberontakan tahun lalu menggulingkan presiden lamanya dan memicu pemberontakan pro-demokrasi di seluruh dunia Arab. Sebuah partai Islam yang pernah dilarang berhasil meraih kekuasaan melalui pemilu tahun lalu, namun pemerintah yang moderat telah berjuang untuk meredam protes yang dilakukan oleh kelompok Muslim ultrakonservatif yang semakin vokal dan dikenal sebagai Salafi.