3 Tahapan Kesuksesan yang Anda Inginkan Bisa Anda Hindari, Tapi Tidak Bisa
Tampaknya setiap orang memiliki versi “Rahasia Sukses” tertentu. Jika Anda mencari di Google, frasa “cara sukses” di Google muncul lebih dari 158.000.000 entri.
Kita secara intrinsik mengetahui sebagian besar elemen kesuksesan: kerja keras, dedikasi, visi, ide, bakat terapan, karakter, loyalitas, kerja tim, strategi, eksekusi, dorongan, kemampuan beradaptasi, akuntabilitas…dll.
Namun, setidaknya ada tiga elemen berlawanan dengan intuisi yang sangat penting jika Anda ingin sukses—tetapi elemen tersebut jarang dipertimbangkan.
1. Ketakutan
Kebanyakan orang memiliki banyak rasa takut, namun mereka biasanya tidak melihatnya sebagai langkah menuju kesuksesan.
Faktanya, ketakutan akan kesuksesan adalah salah satu alasan utama mengapa orang enggan mencapai kesuksesan. Kita takut kehilangan teman, orang lain akan iri dan menyinggung perasaan kita, atau harapan akan kesuksesan di masa depan akan semakin sulit dicapai. Ada banyak cara dan alasan mengapa rasa takut dapat mengendalikan kita jika kita membiarkannya.
Namun, jika dilihat melalui filter yang berbeda, rasa takut sebenarnya bisa menjadi alat penuntun. Jika Anda takut untuk menelepon calon pelanggan, meluncurkan produk, melamar pekerjaan baru, memulai waralaba baru, atau apa pun, luangkan waktu sejenak untuk melihat ke mana rasa takut itu mengarah. Jangan terlibat atau mendengarkan rasa takut, tapi lihatlah apa yang ingin Anda hindari.
Resistensi awal tersebut merupakan indikator yang baik tentang arah umum yang harus Anda tuju dan upayakan. Pengusaha menjalani pengalaman ini setiap hari dan menggunakan rasa takut sebagai bentuk GPS.
Tidak ada seorang pun yang sukses tanpa rasa takut dan kemampuan untuk terus melanjutkan meskipun ada rasa takut.
Terkait: 7 cara untuk berpikir secara berbeda tentang rasa takut
2. Kegagalan
Salah satu ketakutan terpenting yang harus kita hadapi adalah ketakutan akan kegagalan. Yang mendasari ketakutan ini adalah kenyataan bahwa kebanyakan orang lebih cenderung mempertahankan apa yang mereka miliki daripada kehilangannya untuk mengejar lebih banyak. Ketakutan yang menakutkan untuk menghindari kerugian dan kegagalan mengalahkan dorongan untuk menang lebih banyak. Hal ini semakin diperburuk dengan kekhawatiran bahwa orang lain akan meremehkan kita atau tidak mencintai kita jika kita tidak mencapai tujuan kita.
Namun kegagalan adalah elemen penting kesuksesan lainnya karena kegagalan membantu menghilangkan pilihan-pilihan yang tidak bisa dijalankan, mempertajam fokus, dan dengan jelas mengarahkan langkah selanjutnya. Faktanya, kegagalan adalah prinsip dasar metode ilmiah – berhipotesis, menguji, gagal, ulangi hingga solusi ditemukan.
Contoh Thomas Edison yang sering digunakan adalah contoh yang bagus. Dia menguji dan gagal 9.999 kali saat mencoba menemukan filamen yang tepat untuk bola lampu. Dia terkenal karena mengakui bahwa tidak ada satu pun dari hal ini yang merupakan kegagalan, namun malah membantunya menemukan solusi yang tepat dan bisa diterapkan.
Tidak ada kesuksesan tanpa terlebih dahulu mengalami kegagalan pada tingkat tertentu.
Terkait: Kegagalan bukanlah akhir. Ini adalah kesempatan untuk belajar.
3. Frustrasi
Namun, aspek kegagalan yang tidak bisa dihindari adalah frustrasi. Kita adalah manusia.
Wajar jika menghadapi kegagalan yang terus-menerus dan berulang-ulang sehingga Anda menjadi frustrasi dan putus asa. Seringkali kita hanya mempunyai sedikit kendali atas penyebab kegagalan dan frustrasi, namun kita mempunyai kendali mutlak atas respons kita terhadap faktor-faktor eksternal tersebut.
Anda dapat memilih untuk membiarkan rasa frustrasi mengalahkan Anda, atau Anda dapat memilih untuk membiarkannya membangun ketangguhan mental dan ketekunan dalam diri Anda. Tidak pernah ada orang yang mencapai kesuksesan signifikan dan bertahan lama tanpa ketangguhan mental.
Kunci untuk memanfaatkan ketiga elemen kesuksesan yang berlawanan dengan intuisi ini adalah dengan menyusunnya kembali dalam pikiran Anda sendiri. Meninjau kembali rasa takut sebagai panduan, kegagalan sebagai tabung ujian, dan frustrasi sebagai temperamen hanya akan membawa Anda lebih dekat pada kesuksesan.
Terkait: Bagaimana mengenali kebaikan dalam setiap situasi tanpa menipu diri sendiri