St. Lucia, Kolombia Memberlakukan Larangan Perjalanan Ebola

St.  Lucia, Kolombia Memberlakukan Larangan Perjalanan Ebola

Pemimpin pulau kecil St. Lucia mengeluarkan perintah pada hari Rabu untuk segera melarang masuknya wisatawan dari tiga negara Afrika Barat yang dilanda epidemi Ebola.

Pemerintah Kolombia di Amerika Selatan kemudian mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengizinkan siapa pun yang melakukan perjalanan ke lima negara Afrika dalam empat minggu sebelumnya.

Kenny Anthony, Perdana Menteri St. Lucia, mengatakan semua pengunjung dari Guinea, Liberia dan Sierra Leone dilarang memasuki negaranya sampai wabah Ebola dapat dikendalikan, dan mengatakan larangan tersebut akan mengurangi kemungkinan penyakit mematikan itu dibawa oleh wisatawan yang terinfeksi.

St. Lucia adalah negara miskin dan kecil yang tidak memiliki kapasitas untuk “mengelola krisis apa pun yang terjadi di depan pintu kita, krisis apa pun yang bersifat seperti itu,” kata Anthony.

Dia mengatakan wabah virus ini akan membawa dampak buruk bagi negara berpenduduk 200.000 jiwa, dimana pariwisata menyumbang lebih dari 60 persen produk domestik bruto.

Penumpang dari negara keempat di Afrika Barat, Nigeria, akan diminta untuk menunjukkan “sertifikat medis terbaru” yang menyatakan bahwa mereka bebas dari virus tersebut, kata Anthony. Rincian mengenai cara kerjanya tidak segera diberikan.

Kementerian Luar Negeri Kolombia mengeluarkan pernyataan singkat yang mengatakan bahwa negara tersebut melarang masuknya setiap pelancong yang membutuhkan visa yang pernah mengunjungi lima negara Afrika yang terkena wabah Ebola – Guinea, Liberia, Sierra Leone, Nigeria dan Senegal. Langkah ini diambil atas rekomendasi Institut Kesehatan Nasional Kolombia.

Perdana Menteri Haiti memposting tweet di akun Twitter resminya yang mengatakan pasukan penjaga perdamaian PBB di Haiti menangguhkan rotasi pasukan dari negara-negara Afrika sebagai tindakan pencegahan akibat Ebola. Kekuasaan telah ada di Haiti sejak 2004 setelah Presiden Jean-Bertrand Aristide digulingkan.

Diperlukan waktu hingga 21 hari bagi seseorang yang terinfeksi Ebola untuk mulai menunjukkan gejala yang dapat ditemukan dalam tes pemeriksaan di bandara. Selama periode tersebut, seseorang yang mengidap Ebola bisa naik pesawat dan kemudian jatuh sakit, seperti yang terjadi pada seorang warga Liberia yang mengidap penyakit tersebut dan baru saja meninggal di AS.

Orang yang terinfeksi Ebola tidak menular sampai mereka mengalami gejala seperti demam, nyeri tubuh, atau sakit perut. Tidak ada obat untuk Ebola, yang dapat menyebabkan kegagalan organ dan pendarahan internal dalam jumlah besar. Virus ini dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan darah atau sekret orang yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi sekret yang terinfeksi.

lagu togel