Nigeria membatalkan tuduhan senjata terhadap 8 orang Rusia
LAGOS (AFP) – Pengadilan Nigeria pada hari Selasa membatalkan dakwaan terhadap delapan dari 15 pelaut Rusia yang ditangkap pada bulan Oktober karena dugaan kepemilikan senjata ilegal, namun menetapkan tanggal persidangan untuk pelaut lainnya pada akhir pekan ini.
Kapal pelaut tersebut, MV Myre Seadiver, ditangkap di lepas pantai Lagos pada bulan Oktober oleh patroli angkatan laut yang juga menahan 15 awaknya. Kapal itu milik Moran Group yang berbasis di Moskow, sebuah perusahaan keamanan swasta.
Persenjataan yang ditemukan di kapal tersebut antara lain 14 pucuk senapan AK-47 dengan amunisi 3.643 butir serta 22 pucuk senapan Benelli MR1 dengan amunisi 4.955 butir.
Pembela berpendapat bahwa para tersangka tidak bersalah dan kapal tersebut dikontrak untuk memberikan keamanan kepada kapal-kapal di wilayah tersebut, yang sering mengalami serangan bajak laut.
Pengacara mereka juga mengatakan izin telah diminta dan diperoleh sebelum kapal tersebut memasuki wilayah perairan Nigeria.
“Tuduhan terhadap delapan terdakwa dengan ini dibatalkan setelah ada permohonan dari jaksa penuntut untuk mencabut dakwaan terhadap mereka,” Hakim James Tsoho dari Pengadilan Tinggi Federal memutuskan dalam sidang di Lagos.
Dia mengatakan, persidangan terhadap tujuh tersangka lainnya akan dimulai pada hari Jumat.
Rincian pasti mengenai keputusan pembebasan delapan tersangka tidak dijelaskan.
Penasihat hukum Abubakar Unegbu mengatakan dakwaan terhadap delapan orang tersebut dibatalkan karena ada “banyak bukti” bahwa mereka datang ke Nigeria secara sah.
“Kedelapan orang tersebut tidak bersalah atas tuduhan masuk secara ilegal ke negara tersebut. Mereka diberikan visa untuk memasuki Nigeria melalui kedutaan Nigeria,” katanya.
Namun, tidak jelas mengapa mereka tidak lagi menghadapi tuduhan kepemilikan senjata ilegal.
Para tersangka dibebaskan dengan jaminan pada bulan Februari menyusul komitmen tertulis dari duta besar Rusia untuk Nigeria untuk menyerahkan mereka jika diminta.
Pengadilan juga memerintahkan agar kapal tersebut dibebaskan setelah pembayaran jaminan sebesar $500.000 (374.000 euro).
Pada bulan Desember, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pihaknya telah mencapai kesepakatan untuk menjamin pembebasan para pelaut tersebut, dan menjelaskan bahwa Nigeria telah setuju untuk membatalkan kasus tersebut untuk menjaga hubungan baik antara kedua negara.
Perjanjian tersebut, jika memang ada, tampaknya telah dikesampingkan.