4 alasan mengapa generasi digital siap untuk sukses memimpin bisnis
Milenium merupakan kata kunci yang seringkali berkonotasi negatif. Seringkali generasi ini dicirikan sebagai generasi yang belum dewasa, berhak, atau kurang mendapat perhatian. Namun saat mereka bertransisi ke dunia kerja, penting untuk fokus pada perbedaan paling penting antara generasi milenial dan generasi sebelumnya — yaitu, fakta bahwa mereka tumbuh dengan teknologi digital.
Lahir di tahun 80an dan 90an berarti hidup melalui siklus perubahan yang terus-menerus—tidak hanya pembaruan perangkat lunak dan aplikasi baru—tetapi juga transisi dari floppy disk ke CD-ROM, Razrs ke iPhone, dan monitor berukuran besar. Beberapa. Akibatnya, generasi ini diprogram untuk mengharapkan perubahan dan selalu membuka mata terhadap teknologi yang lebih besar dan lebih baik – atau lebih tipis dan lebih cepat.
Terkait: 7 Cara Memanfaatkan Banyak Keterampilan yang Dimiliki Tim Milenial Anda
Generasi digital native, yaitu mereka yang lahir di era teknologi, telah belajar beradaptasi terhadap pergerakan dan peningkatan yang tiada henti. Sebagai orang dewasa, mereka telah membawa kemampuan beradaptasi ini ke dalam peran kepemimpinan mereka dan sebagai hasilnya mereka siap menjadi CEO yang strategis dan sukses. Tidak percaya padaku? Berikut empat alasan mengapa mereka menjadi pemimpin yang hebat:
1. Mereka menerima moto: ‘Jika Anda istirahat, Anda sudah ketinggalan.’
Bahkan ketika mereka telah mencapai tujuan awal bisnisnya, para digital native tahu bahwa mereka tidak bisa beristirahat. Setelah menyaksikan konsumen berpindah dari MySpace ke Facebook dan Snapchat dalam sekejap, mereka menyadari bahwa sangat penting untuk terus memantau perkembangan industri setiap saat. Tetap relevan dengan pelanggan adalah faktor utama kesuksesan dan sebagai CEO, para digital native fokus dalam mengantisipasi apa yang diinginkan pelanggan selanjutnya, secara proaktif merencanakannya, bukan secara reaktif.
2. Mereka menuntut pengalaman pelanggan yang luar biasa.
Tumbuh dengan produk dan layanan luar biasa dari raksasa teknologi seperti Google, Amazon, dan Apple, generasi digital terbiasa menuntut pengalaman sempurna dari penyedia layanan mereka. Kini, sebagai CEO, mereka berpegang pada standar yang sama dan fokus untuk menciptakan pengalaman yang lancar bagi pelanggan mereka dari awal hingga akhir. Penduduk asli digital menyadari pentingnya tim yang cepat dan responsif, aplikasi yang ramping dan mudah dinavigasi, serta kemudahan penggunaan di semua aspek bisnis mereka.
3. Mereka membutuhkan kecepatan.
Masyarakat digital menyaksikan konektivitas Internet dial-up digantikan oleh WiFi yang cepat dan selalu aktif. Mereka terbiasa dengan kepuasan instan sesuai permintaan, dan hal yang sama berlaku untuk cara mereka menjalankan perusahaan. Baik itu pembaruan antarmuka bertahap atau peluncuran produk baru, para digital native memastikan perubahan terjadi dalam sekejap mata. Para CEO ini tidak terpengaruh oleh birokrasi dan akan melakukan apa saja untuk menghindari proses peninjauan yang panjang.
Terkait: Kebenaran tentang Facebook dan Milenial
4. Mereka tidak takut untuk berpindah haluan.
CEO generasi baru ini tidak hanya mengharapkan perubahan besar dalam industri mereka, namun juga mengharapkan perubahan tersebut sebagai bagian dari strategi bisnis mereka. Generasi digital native sudah ada ketika gelembung tersebut pecah, dan mereka telah melihat inovasi besar di hampir setiap industri selama 10 tahun terakhir. Seperti rekan-rekan mereka yang lebih tua, mereka menetapkan tujuan jangka panjang untuk perusahaan mereka, namun mereka juga tetap fleksibel dalam taktik jangka pendek. Kelincahan ini memungkinkan mereka membuang rencana atau produk yang tidak berfungsi dan segera melakukan pivot.
Meskipun label milenial memiliki kontroversi, tumbuh di era digital memiliki manfaat yang jelas bagi wirausahawan dan manajer pemula. Kemampuan beradaptasi dan pemikiran ke depan mereka menempatkan para CEO digital ini pada posisi yang sangat baik untuk memimpin perusahaan mereka menjadi yang terdepan dalam industri dan persaingan.
Terkait: Bagaimana tumbuh dengan internet membuat generasi milenial berbeda