Kongres berupaya memperluas akses terhadap toilet wanita di gedung-gedung federal

Laki-laki masih dapat menahan diri sementara mereka menunggu kencan mereka di toilet wanita, namun panel DPR pada hari Rabu dapat memperbaiki kesenjangan waktu tunggu toilet di gedung-gedung federal.

Komite Pengawasan dan Reformasi Pemerintah DPR mengadakan dengar pendapat pada hari Rabu mengenai “Potty Parity Act,” sebuah rancangan undang-undang yang berupaya mengatasi ketidaksetaraan jumlah fasilitas toilet bagi perempuan di gedung-gedung federal dengan setidaknya rasio 1 banding 1 untuk toilet yang diperlukan, termasuk urinoir, di toilet wanita dan pria.

Para pendukung RUU tersebut mengatakan perempuan yang terpaksa mengantri dalam waktu lama di toilet berisiko mengalami masalah kesehatan termasuk sakit perut, sistitis, dan infeksi saluran kemih lainnya.

“Sering kali, ketika saya menangani RUU ini, orang-orang menyebutnya ‘potty parity’. Mereka bercanda,” kata anggota DPR Steve Cohen, D-Tenn., yang mengusulkan undang-undang serupa seperti yang diajukan seorang anggota parlemen negara bagian pada tahun 1990-an. diberlakukan.

Faktanya, itu bukan lelucon. Bukan sekadar lelucon bagi perempuan, bukan lelucon bagi laki-laki yang pergi bersama perempuan yang harus menunggu sambil mengantri, katanya. “Ini juga sangat populer secara politik. Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan dan mengimbangi keterbelakangan budaya dalam masyarakat kita.”

Orang lain yang memberikan kesaksian pada sidang tersebut termasuk Kathryn Anthony, seorang profesor arsitektur di Universitas Illinois di Urbana-Champaign dan Sharon Pratt, mantan walikota Washington, DC

Undang-undang tersebut akan mencakup sebagian besar fasilitas federal di Washington dan di seluruh negeri, termasuk semua properti yang dikelola oleh Dinas Taman Nasional, Departemen Pertahanan, dan Biro Penjara Federal.

“Perempuan saat ini masih tidak memiliki akses yang sama terhadap toilet di banyak tempat kerja, pendidikan dan rekreasi,” kata Rep. Edolphus Towns, DN.Y., ketua komite yang menulis undang-undang tersebut.

“Fakta bahwa banyak gedung federal tidak menyediakan fasilitas toilet bagi perempuan sebanyak yang disediakan bagi laki-laki adalah hal yang tidak adil,” katanya dalam pidato pembukaannya. “Sudah waktunya hal itu berubah.”

RUU ini disponsori bersama oleh Rep. Darrell Issa, R-Calif., anggota pemeringkat di panel.

“Saya yakin ada sejumlah masalah kesehatan dan keadilan yang serius terkait dengan kesetaraan gender di toilet yang dapat kita atasi di gedung-gedung federal yang baru dibangun, diakuisisi, dan disewa, atau di gedung-gedung yang sudah ada yang sedang menjalani renovasi besar-besaran,” kata Issa.

Kantor Anggaran Kongres belum memberi label harga pada undang-undang tersebut.

Result SGP