Saat Hari Ibu Menyakiti: Tiga Tips Bertahan di Liburan
Ketika anak tengah saya, Katie, meninggal karena pecahnya aneurisma otak pada usia 19 tahun—hanya tiga minggu setelah Hari Ibu tahun 2008—saya tahu hidup saya tidak akan pernah sama lagi. Salah satu pencapaian tersulit tahun itu adalah Hari Ibu pertama saya tanpa Katie. Saat saya menghargai catatan dan hadiah dari anak-anak kami yang lain yang sangat saya sayangi, satu-satunya anak yang tidak dapat saya lihat atau sentuh atau pegang menimbulkan rasa sakit di Hari Ibu yang terlalu dalam untuk diungkapkan dengan kata-kata. Dan saya tidak sendirian.
Hari Ibu adalah hari libur yang kompleks bagi banyak wanita—Kenangan akan anak kita yang hilang, ibu yang meninggal dunia, putra atau putri yang terasing, atau masa kecil yang menyakitkan. Bagi ibu tunggal, hal ini menimbulkan rasa canggung, “Akankah ayah anak saya membantu putra atau putri kami merayakan saya?” Bagi yang lain, hal ini mengingatkan mereka bahwa ketidaksuburan, keguguran atau keadaan melajang telah membuat mereka berada di sela-sela hari yang menguduskan peran sebagai ibu.
Jika ini menggambarkan diri Anda, apakah Anda perlu memasang wajah bahagia demi orang lain? Apakah bersembunyi di rumah satu-satunya pilihanmu? Bagaimana jika Anda dapat menjalani hari dengan cara yang menghargai kehilangan Anda dan merayakan kehidupan yang Anda jalani saat ini?
Hari ini, hampir tujuh tahun sejak Hari Ibu pertama yang menyakitkan tanpa Katie, saya telah mempelajari beberapa trik yang membantu saya menikmati liburan indah/melukai ini dengan sepenuh hati. Mungkin trik ini juga berguna bagi Anda.
TIGA TIPS UNTUK SELAMAT HARI IBU
Tip 1: Sebelum berkabung. Berikan perasaan Anda ekspresi yang pantas mereka terima.
Sebelum Hari Ibu, luangkan waktu untuk berduka atas kehilangan apa pun yang Anda alami. Menulis jurnal, menulis surat, mengunjungi makam, berbicara dengan teman terpercaya atau berdoa.
Menangis—itu keduanya sehat jasmani dan rohani.
Pra-berkabung menghilangkan inti dari liburan yang sebenarnya: Anda tidak lagi harus menekan emosi karena Anda sudah melepaskannya. Hari ini akan tetap cerah—tetapi tidak terlalu berantakan.
Kiat 2: Ambil tindakan. Jika kerugian Anda bisa dikurangi dengan melakukan sesuatu yang konkrit, maka lakukanlah!
Hubungi anak atau ibu yang terasing, atau hubungi mantan Anda dan tanyakan apakah dia dapat membantu anak Anda membuat kartu—atau putuskan terlebih dahulu bagaimana membantu anak Anda mengenali Anda pada hari ini (Ini adalah bagian dari melatih anak Anda untuk menjadi bersyukur Dapatkan menjadi orang tua yang baik!). Atau pertimbangkan adopsi, pengasuhan anak asuh, atau pendampingan.
Biarkan hari ini memotivasi Anda untuk bertindak.
Tip 3: Bekali diri Anda dengan rasa syukur. Saat kita terluka, kita mudah untuk masuk ke dalam mode korban, dan hanya sedikit hal yang dapat mengubah pandangan kita secara menyeluruh selain mengakui berkah yang terus mengalir ke dalam hidup kita.
Bahkan dalam situasi terburuk sekalipun, kebaikan mengintip dari dalam diri kita, kerinduan untuk diakui. Mulailah daftar rasa syukur dan simpanlah dengan mudah. Ditambah lagi sebelum Hari Ibu. Kemudian, di pagi Hari Ibu, luangkan waktu sendiri untuk membaca daftar Anda, bersyukur atas setiap berkah. Meskipun Anda tidak dapat membatalkan kehilangan unik yang Anda alami, mempersenjatai diri dengan rasa syukur dapat menggerakkan Anda menuju kebahagiaan sejati dalam hidup yang masih Anda jalani.
Bahkan di hari-hari sulit, ingatlah: Keadaan kita tidak dapat menghancurkan hidup kita tanpa izin kita. Kita bisa melawan. Kita bisa berduka atas kehilangan kita dengan sepenuh hati—dan kemudian mengibarkan panji syukur dan melanjutkan.
Selamat Hari Ibu.