19 orang tewas, puluhan lainnya terluka dalam pemboman di Pakistan
QUETTA, Pakistan – Dua pemboman di Pakistan menewaskan 19 orang dan melukai puluhan lainnya pada hari Jumat ketika hakim memerintahkan mantan presiden Pervez Musharraf untuk hadir di pengadilan atas tuduhan pengkhianatan atau penangkapan.
Ledakan tersebut menyoroti rapuhnya keamanan Pakistan, bahkan ketika pemerintah mencoba merundingkan perjanjian damai dengan militan Taliban di negara tersebut.
Di kota Quetta di barat daya, ibu kota provinsi Baluchistan, sebuah bom meledak di dekat sebuah bus, menewaskan 10 orang dan melukai 37 lainnya, Dr. kata Ali Mardan di rumah sakit setempat. Empat orang berada dalam kondisi kritis, katanya.
Bom yang disembunyikan di sepeda itu meledak saat bus lewat, kata petugas polisi Abdur Razzak Cheema. Dua kendaraan yang membawa pasukan Pakistan baru saja lewat, kata Cheema.
Saksi Bakht Mohammad (27) mengaku hendak pergi ke pasar dengan becak saat bom meledak.
“Saya mendengar ledakan besar lalu ada sesuatu yang menimpa kaki, punggung, dan kedua lengan saya,” ujarnya. “Saya mengalami pendarahan dan pengemudi mulai membaca ayat-ayat Alquran.”
Baluchistan adalah rumah bagi kelompok separatis yang memerangi negara dan kelompok sektarian yang sering menyerang minoritas Syiah. Hal ini juga diyakini sebagai rumah bagi banyak anggota Taliban Afghanistan.
Di barat laut Pakistan, seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di dekat kendaraan lapis baja polisi sekitar 12 kilometer selatan kota Peshawar pada hari Jumat, menewaskan sembilan orang dan melukai 43 lainnya, kata pejabat polisi Safdar Khan. Seorang wanita dan seorang anak termasuk di antara korban tewas, katanya.
Petugas polisi Mohammad Faisal mengatakan sebagian besar korban tewas adalah warga sipil, meskipun ledakan tersebut melukai banyak petugas polisi.
Dia mengatakan polisi baru-baru ini meningkatkan patroli di daerah tersebut karena adanya ancaman dari militan dari wilayah suku Khyber di dekatnya. Tentara Pakistan telah melakukan beberapa operasi di Khyber dalam upaya untuk menyingkirkan wilayah tersebut dari militan.
Salah satu petugas polisi yang terluka, Tahir Shah, mengatakan ledakan itu sangat kuat sehingga dia merasakannya bahkan di dalam kendaraan lapis baja yang menjadi sasarannya. “Saya masih merasa tuli,” katanya.
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, Bilal Khan, mengatakan dia sedang menjual popcorn di gerobak di pasar ketika serangan itu terjadi.
“Gerobak saya terbalik, dan saya terjatuh ke tanah. Sesuatu menghantam kaki saya,” katanya.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas kedua pemboman tersebut.
Taliban Pakistan, yang beroperasi di wilayah barat laut, saat ini sedang melakukan perundingan perdamaian dengan pemerintah. Kelompok tersebut mengumumkan gencatan senjata, namun serangan yang diklaim oleh kelompok sempalannya terus berlanjut selama perundingan.
Sementara itu, pengadilan Pakistan mengeluarkan surat perintah penangkapan lain terhadap mantan penguasa Pervez Musharraf pada hari Jumat, meskipun pengadilan memberinya waktu hingga 31 Maret untuk hadir di pengadilan sebelum surat perintah tersebut dilaksanakan.
Proses hukum dalam kasus makar Musharraf dimulai pada bulan Desember, namun mantan jenderal tersebut hanya muncul satu kali di pengadilan dan masih belum didakwa secara resmi. Persidangan tersebut diperkirakan akan berlangsung pada hari Jumat, namun Musharraf kembali tidak hadir di pengadilan. Pengacaranya menyebutkan masalah keamanan.
Kasus makar ini bermula dari keputusan Musharraf pada tahun 2007 yang mengumumkan keadaan darurat dan pemecatan hakim.