Chavez mengatakan Venezuela menahan warga Amerika karena dia berencana mengganggu stabilitas negara
Caracas Venezuela – Presiden Hugo Chavez mengatakan pihak berwenang Venezuela telah menahan dan menginterogasi seorang warga negara AS, karena mencurigai dia mungkin seorang “tentara bayaran” yang berencana mengacaukan negara jika oposisi kalah dalam pemilihan presiden mendatang.
Chavez tidak mengidentifikasi pria tersebut pada Kamis malam atau merinci tuduhan terhadapnya. Namun kasus ini berpotensi meningkatkan ketegangan yang sudah berlangsung lama antara Venezuela dan AS, kurang dari dua bulan sebelum pemilihan presiden Venezuela.
Chavez mengatakan pria Spanyol itu ditahan pada 4 Agustus ketika menyeberang ke Venezuela dari Kolombia. Dia mengatakan pria itu membawa paspor AS dengan stempel masuk dan keluar dari negara-negara seperti Irak, Afghanistan, dan Libya.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya karena tidak berwenang berbicara di depan umum, mengatakan pemerintah AS belum diberitahu mengenai penangkapan tersebut oleh pemerintah Venezuela hingga Jumat pagi.
Dia mengatakan bahwa jika pria yang ditahan itu memang warga negara AS, para pejabat AS berharap bahwa “Venezuela akan menghormati kewajibannya berdasarkan Konvensi Wina tentang Hubungan Konsuler dan memberikan pejabat konsuler AS akses tanpa penundaan kepada warga negara AS mana pun yang ditahan.”
Anggota parlemen oposisi Pedro Pablo Alcantara mencemooh klaim presiden bahwa musuh-musuh pemerintah akan mencoba menimbulkan masalah jika Chavez terpilih kembali untuk masa jabatan enam tahun yang baru.
Alcantara menuduh pemerintah mendorong kekerasan terhadap lawan-lawannya di masa lalu sambil mendukung kelompok yang menyerang demonstrasi oposisi.
“Presidenlah yang mendorong kekerasan,” katanya.
Chavez telah berulang kali menuduh pemerintah AS berkomplot melawannya selama dekade terakhir, meskipun ia biasanya hanya memberikan sedikit rincian mengenai klaim tersebut.
“Dia berpenampilan seperti tentara bayaran,” kata Chavez tentang pria yang ditahan tersebut, saat berbicara pada kampanye di negara bagian pesisir Vargas pada hari Kamis. “Kami sedang menanyainya.”
Pria itu merobek sebagian buku catatan miliknya ketika dia ditahan, kata Chavez.
Chavez menyatakan, tanpa memberikan bukti, bahwa orang Amerika itu mungkin direkrut oleh lawan-lawan pemerintah untuk menghasut protes yang disertai kekerasan jika calon presiden dari oposisi Henrique Capriles kalah dalam pemilu 7 Oktober.
Kedutaan Besar AS di Caracas tidak memiliki duta besar sejak Juli 2010. Chavez menolak calon duta besar AS, Larry Palmer, dan menuduhnya melontarkan komentar yang tidak sopan terhadap pemerintahannya. Hal ini menyebabkan Washington mencabut visa duta besar Venezuela.
——