Dekade terakhir merupakan dekade terpanas yang pernah tercatat, ditandai dengan kondisi ekstrem: VN
JENEWA (AFP) – Dekade pertama abad ke-21 merupakan dekade terpanas yang pernah tercatat, ditandai dengan perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menewaskan lebih dari 370.000 orang, kata badan cuaca PBB pada Rabu.
Periode tahun 2001 hingga 2010 merupakan dekade terpanas di kedua belahan bumi sejak pencatatan dimulai pada tahun 1850, merupakan periode terbasah kedua sejak tahun 1901 dan merupakan periode siklon tropis terbanyak sejak tahun 1855, menurut Organisasi Meteorologi Dunia dalam sebuah laporan baru.
“Laporan WMO menunjukkan bahwa pemanasan global meningkat dalam empat dekade dari tahun 1971 hingga 2010 dan peningkatan sepuluh tahun antara tahun 1991-2000 dan 2001-2010 belum pernah terjadi sebelumnya,” kata kepala badan tersebut, Michel Jarraud, dalam sebuah pernyataan.
Dia menyalahkan peningkatan konsentrasi gas rumah kaca yang memerangkap panas, yang menurutnya “mengubah iklim kita, dengan dampak yang luas terhadap lingkungan dan lautan kita, yang menyerap karbon dioksida dan panas.”
Temuan awal yang dirilis pada bulan Maret 2012 telah menunjukkan bahwa 10 tahun pertama milenium adalah tahun terpanas yang pernah tercatat, namun laporan WMO, “Iklim Global 2001-2010, Satu Dekade Ekstrem,” menegaskan pesan tersebut.
Berdasarkan survei terhadap 139 negara, survei tersebut menunjukkan bahwa hampir 94 persen negara mencatat dekade terpanas pada tahun 2001-2010, sementara 44 persen melaporkan rekor suhu nasional selama periode tersebut.
Secara global, setiap tahun dalam satu dekade kecuali tahun 2008 merupakan salah satu dari 10 tahun terpanas yang pernah tercatat, kata WMO.
Suhu daratan dan lautan berada 0,47 derajat Celcius di atas rata-rata jangka panjang sebesar 14 derajat Celcius (57,2 derajat Fahrenheit) selama periode 10 tahun, tambahnya.
Banjir merupakan peristiwa ekstrem yang paling sering dialami selama dekade ini, seperti yang terjadi pada tahun 2010 di Pakistan yang menewaskan sekitar 2.000 orang dan berdampak pada 20 juta lainnya.
Jumlah korban jiwa akibat banjir turun sebesar 43 persen, dan korban jiwa akibat badai sebesar 16 persen selama dekade ini, berkat sistem peringatan dini yang lebih baik dan peningkatan kesiapsiagaan.
Meskipun demikian, dalam 10 tahun pertama abad ke-21 tercatat lebih dari 370.000 kematian terkait cuaca dan iklim ekstrem, 20 persen lebih banyak dibandingkan dekade sebelumnya.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh gelombang panas di Eropa pada tahun 2003 dan di Rusia pada tahun 2010, yang turut mendorong angka kematian global akibat gelombang panas menjadi 136.000, dibandingkan dengan hanya 6.000 pada dekade sebelumnya.