Gibraltar masih menjadi aset strategis bagi Inggris
GIBRALTAR (AFP) – Terletak di dekat Afrika Utara yang bergejolak dan berada di jalur pelayaran ke Timur Tengah, Gibraltar memiliki fasilitas militer dan intelijen yang terus menjadikannya aset strategis bagi Inggris, kata para analis.
Spanyol menyerahkan Gibraltar ke Inggris selamanya pada tahun 1713 setelah pertempuran militer, namun telah berjuang untuk mengembalikan wilayah tersebut ke kedaulatan Spanyol sejak tahun 1960an.
Ketegangan antara Inggris dan Spanyol mengenai wilayah kecil ini muncul kembali terkait pembangunan terumbu beton buatan oleh Gibraltar pada bulan Juli. Madrid mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan untuk mengangkat perselisihan mengenai kedaulatannya dengan badan-badan global seperti PBB.
Namun Inggris bertekad mempertahankan Gibraltar karena alasan komunikasi dan intelijen serta memantau lalu lintas di Selat Gibraltar yang memisahkan Eropa dari Afrika, kata Alejandro del Valle, profesor hukum internasional di Universitas Cadiz Spanyol.
“Anda tidak boleh lupa bahwa sebagian besar wilayah tersebut ditempati oleh pangkalan udara militer, pangkalan angkatan laut yang penting untuk persinggahan dan sebagai tempat untuk memperbaiki kapal selam nuklir serta pangkalan intelijen,” katanya.
Fasilitas militer terletak di bandara Gibraltar, di ujung landasan pacu yang harus diseberangi oleh pengunjung pos terdepan Inggris dengan berjalan kaki atau mobil untuk memasuki kota kecil tersebut.
Hanya berukuran 6,8 kilometer persegi (2,6 mil persegi), wilayah luar negeri Inggris yang mempunyai pemerintahan sendiri ini dihuni oleh sekitar 30.000 orang, dan menghadap satu-satunya pintu masuk ke Laut Mediterania dari Samudera Atlantik.
Selama Perang Dunia II, militer Inggris yang berbasis di Gibraltar mengendalikan hampir semua lalu lintas angkatan laut yang masuk dan keluar dari Mediterania.
Lokasinya tetap strategis mengingat kedekatannya dengan kawasan Sahel di Afrika, tempat meningkatnya ekstremisme Islam, dan fakta bahwa sejumlah besar minyak dan gas Timur Tengah yang dikonsumsi di Eropa melintasi Laut Mediterania.
Pangkalan angkatan laut Inggris di Gibraltar, yang pernah menjadi andalan perekonomian wilayah tersebut, kini menjadi rumah bagi kurang dari 200 marinir namun tetap menjadi tempat persinggahan populer bagi kapal-kapal yang menuju Mediterania.
“Ini adalah pelabuhan permanen sepanjang tahun bagi fregat serta kapal selam nuklir dari Inggris serta dari Amerika Serikat dalam perjalanan mereka ke dan dari patroli di Mediterania,” kata Luis Romero, pakar keamanan Spanyol dan mantan kapal selam nuklir. editor Europa Sur, surat kabar harian yang diterbitkan di Algeciras dekat Gibraltar.
“Seorang komandan militer Inggris di Gibraltar berkata beberapa tahun lalu: ‘Jika Gibraltar tidak ada, kita harus mencari tahu, karena di sini kita berada ribuan mil lebih dekat dengan ancaman tersebut,’” tambahnya.
Kapal perang Inggris telah memulai latihan angkatan laut rutin yang akan melibatkan fregat, HMS Westminster, di Gibraltar pada hari Senin.
Pemberhentian ini dilakukan di tengah meningkatnya pertikaian diplomatik antara London dan Madrid mengenai penggeledahan mobil yang ketat oleh penjaga Spanyol di perbatasan Gibraltar.
Gibraltar kini lebih penting untuk pelayaran dibandingkan peran militernya, kata Chris Grocott, dosen sejarah ekonomi di Universitas Leicester yang berspesialisasi dalam Gibraltar.
Jika Anda melihat jenis operasi militer yang pernah dilakukan Gibraltar di masa lalu, seperti Perang Dunia Kedua, jelas merupakan operasi militer yang sangat besar dalam skala besar. itu tidak terjadi lagi,” katanya.
“Dari segi posisinya, menurut saya lebih penting tempatnya di fairway, sebagai tempat pemberhentian bahan bakar.”
Inggris juga menghargai peran penting Gibraltar dalam operasi pengawasan elektroniknya, kata Romero.
Batu Gibraltar, sebuah blok batu kapur besar yang tebing putihnya menjulang hingga lebih dari 400 meter (1.300 kaki) di atas permukaan laut, “merupakan menara pengawas yang sangat menarik bagi Inggris, yang mengeksploitasinya demi keuntungan mereka sendiri dan juga demi keuntungan negara.” sekutu terdekatnya, Amerika Serikat,” katanya.
Kepentingan strategis Gibraltar bagi Inggris menjadi sorotan ketika perundingan London dan Madrid gagal mengenai kedaulatan bersama Inggris-Spanyol pada awal tahun 2000an, kata Del Valle.
“Inggris jelas tidak menginginkan kedaulatan bersama atas pangkalan-pangkalan tersebut atau untuk digunakan bersama,” katanya.