Pemberontak Sudan dilaporkan menyetujui peta jalan perdamaian
Kelompok pemberontak utama Sudan mengumumkan pada Selasa bahwa mereka telah menandatangani rencana yang didukung Uni Afrika untuk mengakhiri pertempuran mematikan di wilayah yang dilanda perang, termasuk Darfur. AFP melaporkan.
Kekerasan di wilayah Nil Biru, Kordofan Selatan, dan Darfur dilaporkan telah menewaskan puluhan ribu orang selama beberapa tahun terakhir, memaksa jutaan lainnya meninggalkan rumah mereka. Pejabat pemerintah mengklaim konflik Darfur telah berakhir, namun para analis mengatakan kelompok pemberontak telah berusaha mengambil alih wilayah tersebut sejak tahun 2003.
Pemerintah Sudan menandatangani perjanjian perdamaian pada bulan Maret, namun kelompok pemberontak menolak untuk bergabung dalam perjanjian tersebut hingga hari Senin, tambah AFP. Hal ini akan membuka jalan bagi perundingan yang bertujuan untuk gencatan senjata permanen sekaligus mengizinkan kelompok bantuan masuk ke wilayah tersebut.
Sudan Call, sebuah kelompok yang terdiri dari pemberontak Sudan dan partai politik oposisi, membenarkan berita tersebut pada hari Selasa. Bagian dari pernyataan kelompok tersebut berbunyi: “Prioritas utama adalah menghentikan perang dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang terkena dampak.”
Para analis mengatakan sebagian besar konflik berasal dari tuduhan bahwa pemerintah menutup mata terhadap wilayah tersebut.
Di negara tetangga Sudan Selatan, resolusi PBB yang diusulkan akan membentuk pasukan regional berkekuatan 4.000 orang untuk memberikan keamanan di ibu kota dan mencegah serangan terhadap lokasi PBB di mana lebih dari 30.000 warga sipil mencari perlindungan dari pertempuran tersebut.
Rancangan resolusi tersebut, yang diedarkan oleh Amerika Serikat dan diperoleh The Associated Press pada hari Senin, akan menjadikan pasukan regional tersebut sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB di Sudan Selatan dan meningkatkan kekuatannya menjadi 17.000 tentara dan polisi internasional.
Blok regional Afrika yang dikenal sebagai Otoritas Antarpemerintah untuk Pembangunan, atau IGAD, mengumumkan pada Jumat malam bahwa pemerintah Sudan Selatan telah menerima pengerahan pasukan regional, membalikkan penolakan sebelumnya. Rancangan resolusi tersebut menyerukan pemungutan suara mengenai embargo senjata terhadap negara tersebut ketika Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon melaporkan bahwa pihak berwenang Sudan Selatan telah memblokir pengerahan pasukan regional.
Associated Press berkontribusi pada laporan ini.