Teknologi sensor baru meningkatkan visibilitas bagi pilot helikopter militer

Teknologi sensor baru meningkatkan visibilitas bagi pilot helikopter militer

Teknologi sensor baru akan meningkatkan kemampuan helikopter militer AS untuk melacak, mengidentifikasi dan menyerang sasaran, sehingga memungkinkan pasukan untuk beroperasi di tempat yang tidak dapat dijangkau oleh musuh.

Dikembangkan oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA), teknologi Multifunction RF (MFRF) akan mengurangi kecelakaan dan membantu pasukan bertempur secara efektif di lingkungan dengan visibilitas rendah. Kondisi operasional umum di zona perang saat ini seperti debu tebal dan pasir dapat menimbulkan tantangan besar bagi pilot.

MFRF lebih dari sekadar bantuan pendaratan untuk lingkungan yang menantang seperti ini. Ini akan meningkatkan kemampuan lepas landas, melayang, taksi, dalam perjalanan dan mendarat. MFRF juga akan meningkatkan navigasi dan kemampuan bertahan hidup.

Sistem sensor MFRF yang terpasang di pesawat dapat membantu pilot menghadapi kondisi ‘coklat’ dan ‘putih’, sekaligus mencegah tabrakan dengan pesawat lain, kabel, dan saluran listrik.

Selain itu, MFRF dapat membantu pilot menghindari cuaca buruk dan melakukan pemetaan darat.

Bagaimana cara kerjanya?

Sistem MFRF mengandalkan teknologi Active Electronically Steered Array (AESA), yang dibangun dari semikonduktor silikon, dan dianggap sebagai terobosan dalam radar.

Elemen kunci dari MFRF adalah teknologi Synthetic Vision Avionics Backbone (SVAB), yang menggabungkan radar gelombang milimeter dengan database medan untuk menghasilkan citra 2-D dan 3-D. SVAB, yang baru-baru ini berhasil menyelesaikan uji penerbangan pada helikopter serang UH-60L Black Hawk, dapat memberikan pilot pandangan operasional 3-D berdasarkan data medan, hambatan, dan radar.

Pada akhirnya, MFRF akan memberikan pilot semacam “visi sintetik.” Penglihatan sintetis ini menggabungkan data sensor dengan database medan beresolusi tinggi untuk memberikan penglihatan tak tertandingi bagi pilot militer AS dalam kondisi paling sulit.

BAE Systems memimpin tim peneliti untuk MFRF, yang meliputi Rockwell Collins, Mustang Technology Group, Honeywell Aerospace Defense & Space, Applied Signal Intelligence, dan University of Michigan.

Fleksibel dan ringan

Fleksibilitas adalah bagian penting dari program MFRF. Misalnya, teknologi ini dapat dengan cepat mengubah frekuensi operasi agar sesuai dengan setiap misi.

Karena MFRF juga bersifat “plug and play”, ia dapat dengan mudah menggantikan sensor pada pesawat saat ini atau dimasukkan ke dalam pesawat masa depan seperti program helikopter Joint MultiRole. Bahkan berpotensi digunakan pada drone.

Sifat teknologi yang ringan merupakan keuntungan penting lainnya. Sistem sensor saat ini yang berfokus pada peningkatan penglihatan dalam jarak pandang yang sangat buruk terlalu berat, terlalu besar, dan terlalu menguras daya untuk dapat dipasang pada helikopter militer. Namun, desain MFRF mampu mengatasi ketiga tantangan tersebut.

Yang penting, paket sensornya akan berukuran kecil, ringan dan mudah dipasang pada helikopter saat ini dan masa depan.

Perbaikan di masa depan

Perbaikan direncanakan untuk teknologi seputar penargetan dan panduan senjata, serta komunikasi data bandwidth tinggi.

Penari balet yang menjadi spesialis pertahanan Allison Barrie telah berkeliling dunia untuk meliput militer, terorisme, kemajuan senjata, dan kehidupan di garis depan. Anda dapat menghubunginya di [email protected] atau ikuti dia di Twitter @Allison_Barrie.


Keluaran SGP Hari Ini