Ledakan bom di dekat ibu kota Indonesia melukai 6 orang
Jakarta, Indonesia – Seorang tersangka militan terluka parah ketika sebuah bom yang tampaknya dipersiapkan untuk serangan teror meledak di sebuah rumah dekat ibu kota Indonesia, kata polisi pada Minggu. Setidaknya tiga orang lain yang tinggal di dekatnya terluka bersama dengan dua tersangka yang melarikan diri.
Sebuah kelompok elit anti-teroris sedang mencari dua pria yang melarikan diri setelah ledakan dahsyat Sabtu malam di Depok, sebuah kota di pinggiran Jakarta, kata juru bicara kepolisian nasional, Mayjen. Anang Iskandar, kata. Ledakan itu terjadi hanya beberapa hari setelah polisi menggerebek rumah lain di Jakarta di mana ditemukan bahan pembuatan bom serupa yang berkaitan dengan kelompok teroris yang diduga berencana membunuh polisi dan mengebom parlemen negara tersebut.
“Pemerintah sangat menyesalkan dan mengutuk mereka yang menyebabkan ledakan tersebut,” Djoko Suyanto, seorang menteri keamanan, mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu, menambahkan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah diberitahu saat menghadiri pertemuan puncak Pasifik di Vladivostok, Rusia. “Presiden memerintahkan pencarian dua tersangka yang melarikan diri dari lokasi ledakan, dan itulah yang kami lakukan.”
Kapolri Timur Pradopo mengatakan, kedua tersangka mengalami luka serius di bagian tangan dan mengimbau masyarakat mewaspadai siapa pun yang mengalami luka tersebut.
Iskandar mengatakan, polisi di lokasi menemukan seorang pria terluka parah dengan tangan kirinya terpotong. Alat pembuat bom ditemukan berserakan di sekelilingnya.
“Kami menduga dia sedang membuat bom ketika salah satunya meledak sebelum waktunya,” kata Kapten. Agus Widodo, seorang kapolsek setempat di Depok, mengatakan kepada wartawan di lokasi kejadian. “Kondisinya kritis. Kami tidak dapat berbicara dengannya.”
Dia mengatakan pria tersebut juga menderita luka bakar hingga 70 persen di wajah dan tubuhnya.
Rumah tersebut telah disewa selama sebulan terakhir dan terdaftar sebagai kantor yayasan panti asuhan dan klinik jamu, namun tidak pernah dibuka untuk umum.
Polisi menginterogasi lima orang yang tinggal di dekat rumah tersebut, termasuk dua pria yang terluka dan seorang wanita dengan luka ringan di kepala.
Mereka mengatakan mereka melihat dua pria melarikan diri dengan sepeda motor sesaat setelah ledakan, dan salah satunya berhasil melompati pagar meski tampak terluka, kata Widodo.
“Itu sebenarnya adalah rumah persembunyian militan yang berisi bukti-bukti yang ditemukan di sana,” kata Widodo.
Polisi menyita enam bom pipa, tiga granat, dua senapan mesin dan satu pistol Beretta, kata Iskandar melalui pesan singkat. Pasukan penjinak bom sedang menyelidiki bahan peledak tersebut, yang dilengkapi dengan paku untuk memaksimalkan dampaknya.
Insiden itu terjadi di tengah tindakan keras keamanan dalam beberapa hari terakhir yang menewaskan dua militan dan tiga lainnya ditangkap. Pekan lalu, polisi menemukan bahan pembuat bom di rumah lain di Jakarta tempat tinggal tersangka pembuat bom Muhammad Toriq, namun ia berhasil melarikan diri ketika polisi menggerebek rumah tersebut.
Iskandar mengatakan, sudah ada kesepakatan antara Toriq dengan pria yang kondisinya kritis itu. Dia mengatakan polisi akan melakukan tes DNA untuk menentukan apakah identitasnya cocok, dan menambahkan bahwa bahan peledak yang ditemukan di Depok mirip dengan bom rakitan yang ditemukan di rumah Toriq.
Toriq diyakini terkait dengan kelompok militan yang berencana menembak polisi dan mengebom gedung parlemen untuk mengobarkan “perang suci” dan mendirikan negara Islam.
Indonesia, negara sekuler dengan jumlah umat Islam terbanyak dibandingkan negara lain di dunia, telah memerangi teroris sejak tahun 2002, ketika militan yang terkait dengan jaringan Jemaah Islamiyah di Asia Tenggara mulai menyerang klub malam, restoran, dan kedutaan besar negara-negara Barat.
Lebih dari 260 orang tewas, sebagian besar adalah wisatawan asing.
Serangan teroris baru-baru ini di Indonesia dilakukan oleh individu atau kelompok kecil dan menargetkan “orang-orang kafir” lokal, bukan orang Barat, dengan dampak yang tidak terlalu mematikan.