Bahan peledak ditemukan di dekat kuil Brasil menjelang kunjungan Paus

Sebuah alat peledak ditemukan pada hari Minggu di dekat tempat suci keagamaan di Brazil yang direncanakan akan dikunjungi Paus Fransiskus akhir pekan ini, kata seorang pejabat Vatikan pada hari Senin.

Juru bicara Vatikan, Pendeta Federico Lombardi membenarkan bahwa alat peledak rakitan itu ditemukan oleh pihak berwenang Brasil di toilet umum dekat basilika di Aparecida, sebuah tempat suci Maria yang akan dikunjungi Paus Fransiskus pada hari Rabu.

Pihak keamanan Vatikan telah diberitahu mengenai perangkat tersebut namun tidak berpikir bahwa perangkat tersebut ditujukan kepada Paus, kata Lombardi.

“Tidak ada kekhawatiran mengenai keamanan. Kekhawatirannya adalah antusiasme yang begitu besar sehingga sulit untuk menanggapi antusiasme yang begitu besar terhadap Paus. Namun tidak ada rasa takut dan kekhawatiran,” katanya kepada wartawan.

Jadwal Paus Fransiskus selama seminggu menggarisbawahi komitmennya untuk memfokuskan masa kepausannya pada masyarakat miskin. Dia akan berjalan melalui salah satu daerah kumuh, atau favela, di Rio, dan bertemu dengan remaja nakal, yang merupakan perpanjangan dari seruannya untuk gereja yang lebih misionaris yang pergi ke pinggiran untuk berkhotbah.

Ia juga akan berdoa di Aparecida, sebuah indikasi kuatnya devosi Maria yang dilakukannya di sebagian besar Amerika Latin. Dan, dalam pertarungan yang agak tidak pantas, dia akan memimpin prosesi yang menampilkan kembali penyaliban Kristus di pantai Copacabana, titik nol Sin City di Rio.

Kerumunan yang terlihat ketika Paus Fransiskus tiba di Rio de Janeiro pada hari Senin terjadi karena sopirnya salah belok, menurut gereja dan pihak berwenang Brasil.

Sekretaris Transportasi Rio Carlos Osorio mengatakan Fiat yang dikendarai Paus Fransiskus menuju pusat kota dari bandara secara tidak sengaja berbelok ke sisi yang salah dari jalan raya 12 jalur yang dikenal sebagai Avenida Presidente Vargas.

Alih-alih mengambil jalur kiri yang bebas lalu lintas, mobil malah berbelok ke jalur kanan yang dipenuhi bus dan taksi, sehingga memaksa mobil Paus berhenti, katanya.

Ribuan umat yang berbaris di jalan kemudian bergegas menuju mobil dan keluar melalui jendela Paus yang terbuka, banyak di antara mereka yang mengambil foto Paus dengan ponsel mereka.

Lombardi, mengakui bahwa iring-iringan mobil Paus mengambil arah yang salah, namun ia mengatakan Paus tidak pernah mengkhawatirkan keselamatannya, bahkan dengan sekretarisnya yang duduk di dalam mobil bersamanya.

“Sekretarisnya takut, tapi Paus senang, sambil melambaikan tangan ke luar jendela,” kata Lombardi.

Ia mengecilkan kekhawatiran tersebut dan mengatakan bahwa adegan kerumunan hanyalah sebuah ekspresi dari “antusiasme” orang banyak.

Namun, kesalahan belok yang dilakukan oleh pengemudi Paus dan keributan yang terjadi tidak menjelaskan kurangnya keamanan ketika Paus Fransiskus kemudian mengemudikan kendaraannya di ruang terbuka yang juga dikelilingi oleh umat yang berteriak-teriak.

Lombardi mengakui mungkin ada beberapa “kesalahan” yang perlu diperbaiki.

“Ini sesuatu yang baru, mungkin juga menjadi pembelajaran untuk beberapa hari ke depan,” ujarnya.

Oswaldo Chaves, seorang Katolik berusia 40 tahun yang menyaksikan iring-iringan mobil kepausan, menepis kekhawatiran tentang keselamatan Paus dan bagaimana adegan tersebut dapat dilihat di luar Brasil.

“Itu hanyalah kebahagiaan rakyat, kecintaan rakyat terhadap Paus,” katanya. “Kritik apa pun berarti ketidaksopanan terhadap warga Brasil.”

Associated Press berkontribusi pada laporan ini.

uni togel