Ribuan orang kalah dalam reformasi pertanian yang dilakukan pemimpin Filipina
MANILA (AFP) – Ribuan pekerja akan merugi ketika perkebunan milik keluarga Presiden Filipina Benigno Aquino dibuka untuk buruh taninya tahun depan, kata seorang pejabat pada Jumat.
Hacienda Luisita seluas 4.300 hektar (10.600 acre) di utara Manila akan sepenuhnya didistribusikan kembali kepada para pekerjanya pada tahun depan setelah tertunda selama bertahun-tahun, kata Menteri Reformasi Agraria Virgilio de los Reyes.
“Ini akan menjadi redistribusi lahan kepada petani terbesar dalam sejarah Filipina,” katanya.
Meski begitu, hanya sekitar 6.200 dari 8.000 pekerjanya yang terpecah belah yang secara fisik memiliki sebidang tanah, katanya.
Sekitar 2.000 orang tidak akan mendapatkan tanah karena mereka belum sepenuhnya dipekerjakan oleh Hacienda pada tahun 1989, tahun setelah undang-undang reformasi pertanahan disahkan, kata de los Reyes.
Banyak dari mereka yang dikecualikan hanyalah “pekerja sementara” yang diberi pekerjaan paruh waktu selama dua bulan setiap tahun untuk membersihkan pertanian segera setelah panen, tambahnya.
De los Reyes mengatakan pembagian tanah akan berjumlah sekitar 0,66 hektar (1,63 hektar) untuk setiap petani, yang harus membayar sekitar 80.000 peso ($1.836) selama 30 tahun untuk mendapatkan hak milik mereka.
Ia menepis seruan para aktivis untuk membiarkan semua pekerja mendapatkan tanah secara gratis.
“Dari tempat saya duduk, itu kacau,” katanya.
Hacienda Luisita telah lama menjadi simbol kegagalan program reformasi pertanahan di negara yang dilanda kesenjangan yang mencolok antara kaya dan miskin.
Ibu Aquino, yang saat itu menjabat sebagai Presiden Corazon Aquino, menandatangani undang-undang reformasi pertanahan pada tahun 1988 yang mencakup perkebunan.
Keluarganya, keluarga Cojuangco, pemilik perkebunan, mencoba melanggar hukum dengan mengubah sebagian lahan untuk keperluan non-pertanian dan malah memberikan saham kepada pekerjanya di perusahaan yang mengendalikan pertanian.
Mahkamah Agung memutuskan pada bulan November 2011 bahwa keluarga tersebut harus menjual tanah tersebut kepada pemerintah, yang kemudian akan menjualnya kepada petani dengan persyaratan pinjaman yang mudah.
De los Reyes mengakui bahwa akan sulit bagi para petani ini untuk bertahan hidup hanya dengan bertani di lahan kecil mereka saja, namun ia menyarankan agar mereka bergabung dengan pertanian mereka dan menjanjikan dukungan pemerintah.
De los Reyes mengatakan pemerintahan Aquino masih berharap menyelesaikan program reformasi pertanahan pada tahun 2016, tahun terakhir presiden saat ini menjabat.
Sekitar 822.480 hektar yang masih dikuasai swasta akan didistribusikan kembali pada saat itu, tambahnya.