Perompak Somalia menyita kapal yang membawa 21 warga Filipina

Perompak Somalia menyita kapal yang membawa 21 warga Filipina

NAIROBI, Kenya (AP) — Empat tersangka perompak Somalia yang bersenjatakan AK-47 dan granat berpeluncur roket menyita sebuah kapal curah dengan 21 awak di dalamnya pada hari Rabu, kapal keempat yang disita oleh perompak dalam waktu kurang dari seminggu, kata para pejabat.

Bendera Panama, Voc Daisy di Liberia, dibawa sekitar 200 mil (300 kilometer) di luar koridor tempat kapal perang internasional menjaga konvoi kapal dagang, kata Cmdr. John Harbour, juru bicara angkatan laut Uni Eropa.

Pembajakan Voc Daisy terjadi setelah serangan terhadap tiga kapal penangkap ikan Thailand pada hari Minggu. Perompak sekarang menahan 15 kapal dan 326 awak kapal, menurut hitungan Associated Press.

Voc Daisy, yang menuju Terusan Suez dari Uni Emirat Arab, telah didaftarkan pada pejabat keamanan dan memberikan peringatan sebelum empat perompak bersenjata menyerbu kapal tersebut. Pesawat tersebut dibajak di Teluk Aden sekitar 200 mil (300 kilometer) tenggara Oman.

Kapal itu memiliki 21 awak Filipina. Penyitaan terakhir ini menjadikan jumlah pelaut Filipina yang berada di tangan perompak Somalia menjadi 45 orang, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Filipina Eduardo Malaya di Manila.

Dia mengatakan, pemerintahnya sedang berkoordinasi dengan agen perekrutan kapal tersebut untuk mengetahui kondisi awak kapal tersebut.

Pembajakan tiga kapal Thailand pada hari Minggu terjadi hampir 600 mil (965 kilometer) di luar wilayah operasi normal pasukan angkatan laut Uni Eropa. Perompak telah memperluas jangkauan mereka ke selatan dan timur sebagai respons terhadap peningkatan patroli kapal perang Eropa dan AS di lepas pantai Somalia.

Biro Maritim Internasional mengatakan pada hari Rabu bahwa serangan laut di seluruh dunia turun lebih dari sepertiga pada kuartal pertama tahun ini berkat penurunan serangan bajak laut di Teluk Aden.

Jumlah serangan turun 34 persen menjadi 67 pada periode Januari hingga Maret, turun dari 102 insiden pada periode yang sama tahun lalu, menurut Pusat Pelaporan Pembajakan IMB di Kuala Lumpur. Sebelas kapal disita, dengan 194 awak kapal disandera, termasuk 12 orang terluka, katanya.

IMB mengatakan serangan perompak di Teluk Aden turun menjadi 17 dari 41 tahun lalu, berkat patroli angkatan laut internasional dan langkah-langkah anti-pembajakan yang dilakukan kapal dagang. Pantai timur dan selatan Somalia mencatat 18 insiden, turun dari 21 insiden pada tahun lalu.

Pottengal Mukundan, direktur IMB, mengatakan ada beberapa kasus dimana angkatan laut internasional di Samudera Hindia mengganggu tersangka perompak, menghancurkan kapal mereka dan menyita peralatan.

“Tindakan positif dan kuat yang dilakukan Angkatan Laut terhadap kapal induk, kapal bajak laut, dan kelompok aksi bajak laut sangat penting dalam menjaga agar serangan tetap terkendali dan harus dipertahankan,” tambahnya.

Juga pada hari Rabu, para pejabat Perancis mengatakan para perompak secara keliru menyerang sebuah kapal perang Perancis di lepas pantai Somalia, yang mendorong kapal perang tersebut mengejar dan menangkap enam orang yang diduga perompak.

Kolonel Patrick Steiger mengatakan para penyerang menembaki La Somme, sebuah kapal pengangkut bahan bakar berbobot 3.800 ton – namun meleset. Serangan Selasa dini hari di lepas pantai Somalia dibalas dengan tembakan peringatan dari La Somme, yang kemudian mengejar para penyerang.

Tahun lalu, serangan laut di seluruh dunia meningkat sebesar 39 persen menjadi angka tertinggi dalam enam tahun terakhir yaitu 406 kasus, dengan 49 kapal dibajak.

Para analis menyalahkan pelanggaran hukum di Somalia selama hampir 20 tahun sebagai penyebab meningkatnya pembajakan. IMB mengatakan serangan-serangan tersebut bersifat oportunistik, dimana para perompak kadang-kadang membayar uang tebusan jutaan dolar.

___

Reporter Associated Press Eileen Ng di Kuala Lumpur, Malaysia, dan Elaine Ganley di Paris berkontribusi untuk laporan ini.

Keluaran Sydney