Perkembangan terkini krisis migran di Eropa
Jumlah migran yang melarikan diri dari kekerasan dan kemiskinan di negara-negara seperti Suriah, Afghanistan dan Eritrea mencapai rekor tertinggi pada tahun ini, meskipun terdapat risiko penyeberangan laut yang berbahaya dan sedikitnya bantuan kemanusiaan. Berikut perkembangan terkini pada hari Senin:
—
AUSTRIA: Austria meningkatkan pemeriksaan di perbatasan Hongaria setelah 71 migran diduga mati lemas di salah satu perbatasannya. Inspeksi tersebut menyebabkan kemacetan lalu lintas besar-besaran sepanjang 30 kilometer (18 1/2 mil) di jalan raya utama Budapest-Wina. Di negara tetangga Jerman, pemerintah negara bagian di Bavaria mengatakan pihaknya juga telah meluncurkan pemeriksaan lalu lintas khusus di jalan raya dekat perbatasan dengan Austria.
—
YUNANI: Penjaga pantai Yunani mengatakan pihaknya telah menampung hampir 2.500 migran dalam operasi pencarian dan penyelamatan sejak Jumat, sebagai bagian dari arus orang yang mencari keselamatan di Eropa setelah melarikan diri dari perang dan kemiskinan yang dihadapi di Timur Tengah, Afrika, dan Asia. Penjaga pantai mengatakan 2.492 orang berhasil diselamatkan dalam 70 operasi dari pulau timur Lesbos, Chios, Samos, Agathonissi, Farmakonissi, Kos dan Symi.
—
PRANCIS: Seorang pejabat tinggi UE mengakui bahwa negara-negara Eropa bertindak terlalu lambat dalam menangani gelombang besar migran, dan mengatakan bahwa blok tersebut harus bekerja lebih cepat untuk mendirikan pusat pemrosesan migran khusus di Yunani dan Italia. Pusat-pusat “hot spot” dirancang untuk dengan cepat mengidentifikasi mereka yang membutuhkan perlindungan dan membedakan mereka dari para migran yang melarikan diri dari kemiskinan.
—
JERMAN: Kanselir Angela Merkel mendesak negara-negara Uni Eropa untuk berhenti saling menghina dan berbuat lebih banyak untuk berbagi tanggung jawab terhadap pengungsi yang mencari suaka. “Tidak ada gunanya saling memanggil nama di depan umum,” kata Merkel. Jerman menerima lebih banyak pencari suaka dibandingkan negara Uni Eropa lainnya dan Merkel kembali mendesakkan kuota untuk mendistribusikan para migran di antara 28 negara anggota Uni Eropa tersebut.
—
SLOVAKIA: Perdana Menteri Slovakia mengatakan negaranya “tidak akan pernah menyetujui” sistem yang mengharuskan anggota Uni Eropa menerima pengungsi dalam jumlah tertentu yang tiba di UE. Perdana Menteri Robert Fico menolak kritik dari negara-negara Barat yang menilai negara-negara Uni Eropa di Eropa Tengah tidak cukup berbagi beban. Slovakia, Republik Ceko, Hongaria dan Polandia termasuk di antara anggota UE yang memblokir rencana penetapan jumlah tetap.
—
PERANCIS: Pihak berwenang Eropa memberi Prancis tambahan 5 juta euro untuk membantu para migran yang berkumpul di kota pelabuhan Calais dengan harapan bisa menyelinap melintasi Selat Inggris menuju Inggris. Frans Timmermans, wakil presiden Komisi Eropa, mengatakan dana tersebut ditujukan untuk mendirikan kamp baru guna membantu sekitar 1.500 migran dari Sudan, Eritrea, dan negara lain yang hidup dalam kondisi sementara yang tidak sehat.
—
NORWEGIA: Sejumlah pencari suaka dari Suriah dan wilayah Mediterania mengambil rute yang lebih memutar ke Eropa: melalui Rusia ke pos perbatasan Arktik yang terpencil di Norwegia. Polisi mengatakan 151 orang melintasi perbatasan tahun ini, beberapa di antaranya menggunakan sepeda. Pos perbatasan di kota Kirkenes di Norwegia timur laut, 2.500 kilometer (1.550 mil) dari Oslo, tidak terbuka untuk pejalan kaki.