9 Orang Amerika Tewas dalam Kecelakaan Helikopter Afghanistan
Sembilan tentara NATO yang tewas dalam kecelakaan helikopter di Afghanistan pada hari Selasa adalah orang Amerika, pejabat pertahanan AS mengkonfirmasi kepada Fox News. Salah satu anggota Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan terluka.
Kecelakaan itu terjadi di provinsi Zabul di Afghanistan selatan, di mana pasukan meningkatkan tekanan terhadap pemberontak Taliban. Daerah tersebut memiliki medan terjal di mana helikopter banyak digunakan untuk mengangkut pasukan militer yang tersebar di daerah pegunungan dengan sedikit jalan raya.
Penyebabnya masih belum jelas. Taliban mengaku telah menembak jatuh helikopter tersebut, namun NATO mengatakan tidak ada laporan adanya tembakan musuh.
Sepanjang tahun ini, 525 pasukan AS dan NATO telah terbunuh di Afghanistan, melampaui jumlah korban tewas tahun lalu sebanyak 504 orang. Tahun ini merupakan tahun paling mematikan bagi pasukan internasional sejak perang dimulai pada tahun 2001.
Kecelakaan helikopter itu terjadi dini hari di provinsi barat laut Zaboel, menurut seorang pejabat NATO, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya karena dia tidak berwenang mengungkapkan lokasi jatuhnya helikopter tersebut. Mohammad Jan Rasoolyar, juru bicara gubernur provinsi di Zaboel, mengatakan helikopter itu jatuh di distrik Daychopan.
Kontingen NATO di Zaboel didominasi oleh pasukan Amerika dan Rumania.
“Saya sedang duduk dan minum teh,” kata Nakeemullah (20), yang bekerja sebagai pengangkut ternak di daerah tersebut. “Saya mendengar suara berisik dan keluar untuk melihat apa yang terjadi.
“Saya melihat banyak asap di udara,” kata Nakeemullah yang hanya menyebutkan satu nama. “Bagi saya, itu jauh, tetapi saya dapat melihat bahwa itu adalah sebuah helikopter dan ia turun ke belakang gunung di mana saya tidak dapat melihatnya.”
NATO mengatakan tidak ada laporan adanya tembakan musuh di daerah tersebut. Namun, juru bicara Taliban Qari Yousef Ahmadi mengatakan kepada Associated Press melalui telepon bahwa pemberontak menembak jatuh helikopter tersebut. Taliban sering membesar-besarkan klaim mereka dan kadang-kadang mengambil pujian atas kecelakaan yang terjadi.
Rasoolyar mengatakan NATO mengatakan kepada pejabat setempat bahwa helikopter itu jatuh karena masalah mekanis.
“Taliban sama sekali tidak terlibat dalam kecelakaan ini,” katanya.
NATO juga mengatakan pada hari Selasa bahwa pasukan Afghanistan dan NATO melakukan operasi pada hari Minggu dan Senin untuk mengganggu kebebasan bergerak Taliban di luar jantung kota Kandahar, juga di selatan, menewaskan sedikitnya 11 gerilyawan dan beberapa alat peledak yang dapat dihancurkan.
Sebagian besar kecelakaan helikopter di negara ini disebabkan oleh masalah pemeliharaan atau faktor seperti debu.
Kecelakaan helikopter terburuk bagi pasukan koalisi terjadi pada Agustus 2005 ketika dua helikopter angkut terpotong baling-balingnya dan jatuh di gurun Afghanistan barat, menewaskan 17 tentara Spanyol.
Pada bulan Mei 2006, sebuah Chinook jatuh ketika mencoba melakukan pendaratan malam hari di puncak gunung kecil di provinsi Kunar timur, menewaskan 10 tentara AS. Peristiwa ini menyusul kecelakaan tahun 2005 di Kunar yang menewaskan 16 orang Amerika. Pada bulan Februari 2007, sebuah helikopter Chinook jatuh di Zaboel, menewaskan delapan personel Amerika.
Tentara Afghanistan juga tewas dalam kecelakaan helikopter.
Pada bulan Januari 2009, seorang jenderal tertinggi tentara Afghanistan untuk wilayah barat Afghanistan dan 12 orang lainnya tewas ketika helikopter MI-17 mereka jatuh di distrik Shindand di provinsi Herat.
Juga pada hari Selasa, dugaan serangan rudal AS menewaskan tujuh orang yang diduga militan di provinsi Paktika, Afghanistan timur, kata tiga pejabat intelijen Pakistan. Provinsi ini terletak di seberang perbatasan wilayah suku Waziristan Selatan di Pakistan, yang merupakan basis utama militan yang coba dibasmi oleh militer Pakistan.
NATO mengatakan pihaknya tidak memiliki laporan operasional mengenai insiden seperti itu.
CIA secara teratur menggunakan serangan rudal untuk menumpas kelompok pemberontak, namun sebagian besar menyerang sasaran di wilayah kesukuan Pakistan, sebuah wilayah semi-otonom dan tanpa hukum yang berbatasan dengan Afghanistan. Para pejabat AS jarang membahas program rudal rahasia tersebut.
Dua dari tiga pejabat intelijen Pakistan mengatakan para militan yang terbunuh pada hari Selasa adalah anggota kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Maulvi Nazir. Nazir dilaporkan memiliki kesepakatan dengan pihak berwenang Pakistan bahwa mereka akan membiarkannya selama anak buahnya menghindari serangan di wilayah Pakistan.
Para pejabat mengatakan para militan baru saja menyeberang ke Afghanistan ketika rudal menghantam kendaraan mereka di daerah Khand Narai di Paktika. Jenazah mereka dibawa kembali ke Waziristan Selatan. Para pejabat Pakistan berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media secara langsung.
Sementara itu, lima pekerja konstruksi jalan Afghanistan tewas dan empat lainnya luka-luka ketika kendaraan mereka terkena bom pinggir jalan di distrik Shinwari, provinsi Parwan pada hari Selasa, kata petugas polisi Shinwari, Abdul Shakoor. Parwan berada di timur laut Afghanistan.
Kekerasan ini menyusul serangkaian serangan di seluruh negeri saat negara itu mengadakan pemilihan parlemen pada hari Sabtu. Para pejabat mengatakan serangan militan pada hari pemilu menewaskan sedikitnya 21 warga sipil dan sembilan petugas polisi.
Hasil pemilu bisa memakan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan untuk dikumpulkan.
Associated Press berkontribusi pada laporan ini.