Komuter yang terinfeksi campak adalah karyawan LinkedIn di San Francisco
Komuter California Utara yang menurut para pejabat kesehatan mungkin telah membuat puluhan ribu orang terkena campak saat menaiki sistem Bay Area Rapid Transit di San Francisco saat tertular adalah karyawan LinkedIn Corp, kata perusahaan jejaring sosial itu pada Kamis.
Penumpang tersebut, yang menghabiskan tiga hari perjalanan ke dan dari kantor LinkedIn di San Francisco minggu lalu dan juga menghabiskan waktu di restoran dan bar di San Francisco, mewakili kasus campak pertama yang dikonfirmasi di Contra Costa County selama wabah penyakit yang terjadi di Desember.
“Pada hari Selasa, 10 Februari, kami diberitahu bahwa seorang karyawan di kantor kami di San Francisco didiagnosis menderita campak. Kami bekerja sangat erat dengan Departemen Kesehatan Masyarakat San Francisco, dan mengikuti protokol yang direkomendasikan untuk menangani situasi ini.” kata LinkedIn dalam keterangan tertulisnya.
“Kesehatan dan kesejahteraan karyawan kami adalah prioritas utama kami, dan kami akan mengambil langkah apa pun yang disarankan untuk memastikan keselamatan mereka dan keselamatan masyarakat umum,” kata situs jejaring sosial yang berorientasi bisnis tersebut.
Hani Durzy, direktur komunikasi korporat, mengatakan perusahaan terus memberikan informasi kepada karyawannya mengenai situasi tersebut, namun keadaan tetap berjalan seperti biasa di kantornya di San Francisco. Karyawan yang terinfeksi baik-baik saja, katanya.
Pejabat kesehatan masyarakat telah mencoba meyakinkan pengendara BART bahwa risiko tertular campak sangat rendah jika mereka telah divaksinasi, sekaligus mendesak semua orang untuk tidak mendapatkan vaksin tersebut.
Menurut Departemen Kesehatan Masyarakat California, 110 kasus campak telah dikonfirmasi di California, 39 di antaranya terkait dengan wabah yang menurut pihak berwenang dimulai ketika orang yang terinfeksi dari luar negara bagian mengunjungi Disneyland pada akhir Desember.
Lebih dari tiga lusin kasus telah didokumentasikan di negara bagian AS lainnya dan Meksiko. Kebanyakan orang sembuh dari campak dalam beberapa minggu, meski dalam beberapa kasus bisa berakibat fatal.
Wabah campak telah memperbarui perdebatan mengenai apa yang disebut gerakan anti-vaksinasi, di mana ketakutan akan kemungkinan efek samping dari vaksin, yang dipicu oleh penelitian yang kini terbantahkan yang menunjukkan adanya kaitan dengan autisme, telah mendorong sebagian kecil orang tua untuk menolak vaksinasi anak-anak mereka.
Campak diberantas di Amerika Serikat pada tahun 2000 setelah upaya vaksinasi anak yang intensif selama beberapa dekade. Namun pada tahun 2014, negara ini memiliki jumlah kasus campak tertinggi dalam 20 tahun terakhir.