Peneliti DNA membuktikan kaitan antara manusia dan cacing pipih

Peneliti DNA membuktikan kaitan antara manusia dan cacing pipih

Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh seorang profesor di Brown University telah memberikan pencerahan baru tentang sejarah evolusi organisme bilateral.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan minggu lalu, tim yang dipimpin oleh Asisten Profesor Biologi Casey Dunn, menggunakan superkomputer San Diego dan teknik pengurutan DNA baru untuk menetapkan cacing pipih Acoelomorpha sebagai kerabat bilateral terjauh kita.

Kumpulan cacing kecil bertubuh lunak ini telah membingungkan para peneliti selama beberapa dekade. Seperti manusia, cacing pipih bersifat bilateral: bentuk tubuhnya simetris. Namun, para ilmuwan masih kesulitan menentukan seberapa dekat kekerabatan cacing pipih ini dengan kita dan semua hewan bilaterian lainnya.

Penelitian tim membuktikan bahwa cacing pipih ini mewakili makhluk pertama yang menyimpang dari nenek moyang semua hewan bilaterian yang telah lama mati. Meskipun peneliti sebelumnya telah mengklaim bahwa Acoelomorpha mungkin merupakan kelompok pertama yang menyimpang dari kelompok bilateral, namun belum ada yang mengumpulkan cukup data untuk membuat pernyataan yang pasti.

Tim tersebut, yang terdiri dari 17 peneliti dari enam negara berbeda, menggunakan teknik yang dikenal sebagai tag urutan ekspresi untuk memeriksa 1.487 gen – sepuluh kali lebih banyak dari penelitian sebelumnya mengenai nenek moyang Acoelomorpha. Untuk menganalisis gen dalam jumlah besar, tim memerlukan perangkat lunak baru, yang ditulis khusus untuk penelitian ini. Para peneliti juga membutuhkan bantuan superkomputer, yang mencatat lebih dari 2,25 juta jam prosesor pada proyek tersebut.

Ketika penelitian dimulai, para peneliti mengetahui bahwa subjeknya adalah subjek yang sulit. Faktanya, itulah alasan mereka memilihnya, kata Dunn. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Acoelomorpha akan menjadi (hewan) yang paling sulit ditemukan, katanya.

Karena para peneliti berencana untuk menggunakan teknologi komputasi baru dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, mereka menginginkan masalah yang sulit, kata Dunn, untuk menunjukkan kekuatan alat-alat baru tersebut.

Memahami pohon evolusi sangat penting untuk memahami persamaan dan perbedaan antar kelompok hewan, katanya. Bidang ini telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir karena penurunan pesat dalam biaya pengurutan DNA.

“Harga pengurutan mungkin turun lebih dari seratus kali lipat dari awal hingga akhir penelitian,” kata Dunn.

Pengurutan dulunya merupakan pekerjaan laboratorium yang padat karya dengan lebih dari sekedar “tebakan”, kata Dunn. Kini, teknologi baru memungkinkan para ilmuwan mengurutkan gen dalam jumlah besar, sementara perangkat lunak canggih membantu mereka memilih gen yang layak untuk dipelajari lebih lanjut, katanya.

demo slot pragmatic