Pakar nuklir mengecam operator Fukushima karena kebocoran air beracun
TOKYO (AFP) – Pakar nuklir asing mengecam operator pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima di Jepang yang lumpuh pada hari Jumat, dan salah satu pakar mengatakan kurangnya transparansi atas kebocoran air beracun menunjukkan “Anda tidak tahu apa yang Anda lakukan”.
Kritik blak-blakan itu muncul setelah serangkaian masalah di lokasi reaktor yang dilanda gempa-tsunami dua tahun lalu. Bencana tersebut menyebabkan reaktor runtuh dan memaksa puluhan ribu warga dievakuasi dalam kecelakaan nuklir terburuk dalam satu generasi.
Awal pekan ini, Tokyo Electric Power (TEPCO) untuk pertama kalinya mengakui bahwa air tanah radioaktif telah bocor ke laut, membenarkan kecurigaan lama adanya kontaminasi laut dari reaktor yang rusak.
“Tindakan terkait pencemaran air ini menunjukkan kurangnya pengambilan keputusan yang konservatif,” Dale Klein, mantan kepala Komisi Pengaturan Nuklir AS (NRC), mengatakan pada panel di Tokyo.
“Tampaknya Anda juga tidak memberikan informasi kepada masyarakat Jepang. Tindakan ini menunjukkan bahwa Anda tidak tahu apa yang Anda lakukan… Anda tidak memiliki rencana dan bahwa Anda tidak melakukan segala yang Anda bisa untuk melindungi lingkungan dan orang-orang.”
Klein diundang untuk menghadiri panel pemantauan reformasi nuklir yang disponsori TEPCO yang terdiri dari dua ahli asing dan empat orang Jepang termasuk CEO perusahaan.
Perusahaan utilitas tersebut sebelumnya melaporkan peningkatan kadar bahan penyebab kanker dalam sampel air tanah dari bawah pembangkit listrik, namun tetap menyatakan bahwa air tersebut mengandung air beracun yang bocor ke luar batasnya.
Namun perusahaan yang diperangi kini mengakui pihaknya menunda merilis hasil uji coba yang mengkonfirmasi kebocoran tersebut karena pengawas nuklir Jepang meragukan klaim tersebut.
“Kami ingin mengungkapkan rasa frustrasi kami atas aktivitas Anda baru-baru ini terkait pencemaran air,” kata Klein.
“Kami yakin kejadian ini mengurangi kemajuan yang telah Anda capai dalam pembersihan dan reformasi (pabrik) Fukushima.”
Barbara Judge, ketua Otoritas Energi Atom Inggris, mengatakan dia “kecewa dan terganggu” dengan kurangnya pengungkapan yang dilakukan perusahaan tersebut.
“Saya berharap pelajaran dapat diambil dari kesalahan penanganan masalah ini dan jika masalah ini muncul lagi – yang pasti akan terjadi, karena dekomisioning adalah proses yang rumit dan sulit – masyarakat akan segera diberitahu mengenai situasi dan apa yang dilakukan TEPCO. berencana untuk melakukan perbaikan,” katanya.
Penghentian situs tersebut diperkirakan akan memakan waktu puluhan tahun dan banyak penduduk di daerah tersebut kemungkinan besar tidak akan pernah bisa kembali ke rumah mereka, kata para ahli.