Hisap adalah kunci pelukan penuh kasih Diving Beetle
Saat mencari kumbang betina, tidak mudah bagi kumbang penyelam jantan: Kumbang jantan harus menempel pada pasangannya di bawah air, sementara kumbang penyelam berputar tak menentu seperti bronco kecil yang menggembung.
Selama pacaran, laki-laki kumbang selam (Dytiscidae) menggunakan bulu perekat khusus, atau setae, untuk menahan sayap depan, atau elytra, betina yang mengeras. Namun tidak semua mangkuk penghisap dibuat sama melingkarnya, bulu yang berbentuk mangkuk penghisap lebih menempel dengan baik dibandingkan bulu yang berbentuk spatula, demikian temuan sebuah studi baru.
“Evolusi bersama setae jantan dan elytra betina telah menarik banyak perhatian sejak (Charles) Darwin,” tulis para peneliti dalam sebuah penelitian yang dirinci hari ini (10 Juni) di Journal of the Royal Society Interface. (Seks Hewan: 7 Kisah Perbuatan Nakal di Alam Liar)
Kumbang betina memiliki permukaan kasar di sayap depannya, yang menurut Darwin membantu kumbang jantan menaikinya. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa permukaan yang kasar justru mempersulit pejantan untuk bertahan.
Evolusi yang sedang berlangsung pada sayap depan betina dan alat pengisap jantan “mungkin malah menunjukkan konflik seksual dan perlombaan senjata antara kedua jenis kelamin,” tulis para peneliti.
Dalam penelitian tersebut, peneliti dari Taiwan tersebut kemampuan adhesi bawah air dari berbagai jenis kumbang penyelam jantan: Eretes sticticus,Hydaticus vittatus,Hydaticus pasifikus Dan Rugosus sibister. Tiga spesies pertama memiliki rambut berbentuk cangkir hisap melingkar, sedangkan spesies kedua memiliki rambut sudip.
Serangga yang memiliki bulu sudip memiliki lebih sedikit area kontak untuk menopang berat badannya saat mendekati betina, sehingga para peneliti ingin mengetahui apakah serangga ini dapat menempel pada betina serta serangga yang memiliki bulu kepala pengisap.
Untuk mengukur jumlah adhesi rambut yang berbeda, para peneliti mengumpulkan rambut dari serangga dan menempelkannya pada kaca penutup kaca. Mereka menggunakan skala sensitif untuk mengukur hisapan vertikal dan sensor khusus untuk mengukur gaya geser horizontal.
Bulu kepala penghisap dan bulu spatula menempel dengan kekuatan yang hampir sama, demikian temuan para peneliti. Namun, ketika para peneliti memperhitungkan ukuran tubuh, bulu kepala penghisap memberikan cengkeraman yang lebih baik pada permukaan dibandingkan bulu sudip, dan lebih tahan terhadap gaya geser seperti yang dialami kumbang jantan saat kumbang betina berputar dan berputar.
Temuan ini menunjukkan bahwa bulu kepala penghisap, yang berevolusi lebih lambat dari bulu spatula, menawarkan keuntungan mekanis dibandingkan bulu spatula. Memahami mekanisme hisap serangga dapat menginspirasi perangkat pemasangan bawah air buatan manusia yang lebih baik, kata para peneliti.