Ashton dari UE menyerukan Menlu baru Iran untuk melanjutkan perundingan nuklir
BRUSSELS (AFP) – Diplomat utama Uni Eropa Catherine Ashton, yang memimpin perundingan global dengan Teheran mengenai sengketa pembangkit listrik tenaga nuklir, menyerukan agar perundingan dilanjutkan melalui percakapan telepon dengan menteri luar negeri Iran yang baru pada hari Sabtu.
Pernyataan dari juru bicaranya mengatakan Ashton menelepon menteri luar negeri Iran yang baru, Mohammad Javad Zarif, untuk mengucapkan selamat atas jabatan barunya.
Ashton “menggarisbawahi tekad dan komitmennya yang berkelanjutan untuk mencari solusi diplomatik terhadap masalah nuklir Iran,” kata pernyataan itu.
Ia menambahkan bahwa lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB ditambah Jerman yang mewakili Ashton dalam perundingan “siap bekerja dengan tim perunding baru Iran setelah ditunjuk.”
“Dia menegaskan perlunya perundingan substansial yang akan segera membuahkan hasil nyata,” katanya, seraya menambahkan bahwa Ashton dan Zarif “sepakat untuk segera bertemu”.
Awal bulan ini, Ashton meminta presiden baru Iran Hassan Rowhani untuk menerima putaran baru perundingan sesegera mungkin.
Ashton menjabat sebagai kepala negosiator dengan Iran untuk negara-negara yang disebut P5+1, yang percaya bahwa program nuklir Iran digunakan untuk mengembangkan bom atom, meskipun Teheran bersikeras bahwa program tersebut untuk tujuan damai.
Rowhani mengatakan Iran siap untuk melakukan pembicaraan “serius” mengenai program nuklirnya tanpa penundaan.
Ia memimpin tim perundingan nuklir Iran di bawah pemerintahan Presiden reformis Mohammad Khatami pada awal tahun 2000an, dan para pemimpin Barat telah menyatakan harapan bahwa pemilihannya dapat menghasilkan pendekatan yang lebih konstruktif dalam perundingan yang berlarut-larut.
Kebijakan garis keras pendahulunya yang gemar senjata, Mahmoud Ahmadinejad, menyebabkan melumpuhkan sanksi Uni Eropa dan AS terhadap sektor minyak dan perbankan Iran yang ia janjikan akan dilonggarkan.
Namun Rowhani mengatakan tidak ada penyerahan hak atas penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai yang diklaim Iran berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi.
Sebelumnya pada hari Sabtu, badan atom Iran mengatakan mereka memiliki sekitar 18.000 sentrifugal, termasuk 10.000 yang aktif, membenarkan angka dari badan pengawas PBB yang mengawasi pembangkit listrik tenaga nuklir yang disengketakan.
“Pada awal bulan Mordad (mulai 23 Juli) kami memiliki 17.000 sentrifugal generasi pertama, lebih dari 10.000 di antaranya aktif dan 7.000 siap mulai bekerja,” kata Fereydoon Abbasi Davani, dikutip kantor berita ISNA.
“Sekitar 1.000 mesin sentrifugal generasi kedua juga telah terpasang dan siap mulai bekerja,” ujarnya saat acara serah terima perannya kepada Ali Akbar Salehi.
Pada bulan Mei, Badan Energi Atom Internasional PBB melaporkan bahwa Iran telah memasang 17.600 sentrifugal, termasuk 16.590 generasi pertama dan 1.000 generasi kedua.
Iran menyatakan pihaknya memperkaya uranium hingga lima dan 20 persen untuk tujuan damai.
Para pejabat di republik Islam tersebut mengatakan tingkat yang lebih tinggi diperlukan untuk reaktor penelitian medis di Teheran.