Berlian di Langit: Hujan berlian dapat memenuhi langit Jupiter dan Saturnus

Berlian, kata pepatah, adalah sahabat perempuan dan Jupiter serta Saturnus mungkin penuh dengan berlian, kata para ilmuwan.

Potongan berlian bisa mengapung dalam cairan hidrogen dan helium jauh di atmosfer Saturnus dan Jupiter. Terlebih lagi, pada kedalaman yang lebih rendah sekalipun, tekanan dan suhu ekstrem dapat melelehkan permata berharga tersebut, sehingga menghujaninya dengan berlian cair, kata para peneliti.

“Data baru yang tersedia mengkonfirmasi bahwa berlian mungkin mengambang jauh di dalam Saturnus, beberapa tumbuh begitu besar sehingga disebut ‘gunung berlian’,” tulis pejabat dari California Specialty Engineering di Pasadena, California, dalam sebuah pernyataan. mengumumkan penemuannya hari ini (9 Oktober). Ilmuwan planet Mona Delitsky dari CSE dan Kevin Baines dari Universitas Wisconsin-Madison melakukan penelitian tersebut. (Gambar menakjubkan badai monster di atmosfer Saturnus)

Berlian dapat terbentuk ketika unsur karbon, seperti grafit atau jelaga yang dihasilkan oleh badai petir besar di Saturnus, jatuh ke atmosfer dalam planet dan hancur menjadi permata, kata Baines dan Delitsky. Yang tetapberlian kemudian bergerak lebih jauh ke kedalaman planet, di mana mereka berubah menjadi cairan di dekat intinya.

Para ilmuwan mengetahui bahwa berlian yang stabil mungkin ada di inti Neptunus dan Uranus yang relatif dingin, namun hingga saat ini Jupiter dan Saturnus dianggap terlalu panas untuk memungkinkan pembentukan berlian yang padat dan stabil.

Lebih lanjut tentang ini…

“Berlian selamanya ada di Uranus dan Neptunus, bukan di Jupiter dan Saturnus,” tulis Delitsky dan Baines.

Dalam buku berjudul Alien Seas (Springer 2013), Baines dan Delitsky memaparkan kisah tentang bagaimana kapal penambang robotik pada akhirnya dapat menjelajahi bagian dalam Saturnus di masa depan untuk mengumpulkan berlian dan mengirimkannya kembali ke Bumi.

Meski masih merupakan proses yang misterius, para ilmuwan berpendapat bahwa berlian di Bumi terbentuk secara alami ketika karbon terkubur sekitar 100 mil (160 kilometer) di bawah permukaan. Berlian masa depan kemudian harus dipanaskan hingga sekitar 2.000 derajat Fahrenheit (1.093 derajat Celsius) dan diekstrusi di bawah tekanan sekitar 725.000 pon per inci persegi. Ia juga harus bergerak cepat ke permukaan bumi—biasanya disertai magma yang bergerak cepat—untuk mendingin.

Penelitian berlian baru ini dipresentasikan hari ini (9 Oktober) pada pertemuan tahunan ke-45 Divisi Ilmu Planet American Astronomical Society di Denver.

Planet asing juga bisa menjadi tuan rumah bagi berlian. Sebuah planet ekstrasurya yang berjarak 40 tahun cahaya dari tata surya sebagian besar terbuat dari berliankata para astronom. Para ilmuwan berpendapat bahwa planet ini (disebut 55 Cancri e) lebih kaya karbon daripada Bumi, sehingga merupakan lingkungan yang ideal untuk pembentukan berlian.

Namun, sebuah studi baru dari Universitas Arizona meragukan kesimpulan tersebut. Penelitian baru menunjukkan bahwa 55 Cancri e mungkin tidak memiliki banyak berlian karena bintang induknya tidak kaya karbon seperti yang diperkirakan.

Result SGP