Biksu Thailand ditegur karena naik pesawat yang ‘mewah’
File foto ini menunjukkan biksu Buddha berdoa di Bangkok pada 16 Mei 2010. Perilaku pendeta Buddha di Thailand mendapat sorotan setelah muncul rekaman tiga biksu terbang dengan jet pribadi, mengenakan headphone dan kacamata hitam serta membawa tas travel Louis Vuitton. (AFP/Berkas)
BANGKOK (AFP) – Perilaku pendeta Buddha di Thailand mendapat sorotan setelah muncul rekaman tiga biksu terbang dengan jet pribadi, mengenakan headphone dan kacamata hitam, serta bepergian dengan tas mewah Louis Vuitton.
Video tersebut, yang telah ditonton hampir 200.000 kali di YouTube, telah memicu perdebatan sengit di kerajaan yang mayoritas penduduknya beragama Budha tersebut mengenai kepatuhan para biksu terhadap prinsip-prinsip ketat yang mencakup hidup tanpa harta benda, selain segenggam pakaian.
Menurut salah satu biksu, yang kemudian “ditegur”, jet tersebut disewa oleh seorang umat untuk menerbangkan mereka ke timur laut Si Sa Ket dari Bangkok setelah menjalankan tugas pada bulan November, kata Nopparat Benjawattantnun, direktur Kantor Nasional Urusan Agama. Budha, kata. .
“Perilakunya – memakai kacamata hitam dan membawa tas tangan Louis Vuitton – merupakan tampilan flamboyan yang akan menarik kritik dari orang awam,” kata Nopparat.
Virood Chaipanna, direktur Kantor Agama Buddha Si Sa Ket, menyebut biksu tersebut sebagai Luang Pu Nenkham Chattigo (34) dari Wat Pa Khantitham.
“Saya pergi ke kuil kemarin tapi dia tidak ada di sana. Mereka bilang dia ada di Prancis,” kata Virood.
Agama Buddha adalah agama negara Thailand dan sekitar 95 persen penduduknya diyakini menganutnya – persentase tertinggi di dunia.
Angka tahun lalu dari Kantor Nasional Agama Buddha menunjukkan bahwa Thailand memiliki lebih dari 61.000 biksu.
Perilaku mereka sering menjadi sorotan ketika media melaporkan kasus-kasus penggunaan narkoba, minuman keras, perjudian, dan mengunjungi pelacur oleh para pendeta.
“Untuk menjadi biarawan, seseorang harus terisolasi dan puas dengan apa yang dimilikinya,” kata Pra Khru Vinaithorn Teerawit, dari Pusat Perlindungan Buddhisme Thailand, seraya menambahkan bahwa sebagian besar keluhan ditujukan terhadap biksu yang baru ditahbiskan.
Merujuk pada video tersebut, beliau mengatakan reaksi masyarakat harus bergantung pada apakah para biksu memilih melakukan perjalanan dengan jet pribadi atau apakah perjalanan tersebut diorganisir oleh para pengikutnya.
“Kalau para biksu memilih bepergian dengan pesawat, itu tidak cocok,” ujarnya.
Videonya dapat dilihat di: http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=sANFgwoJeic