Delapan tentara Somalia tewas dalam serangan bom mobil bunuh diri di pangkalan
Delapan tentara tewas ketika sebuah bom mobil bunuh diri menargetkan sebuah kamp pelatihan militer Somalia ketika para penyerang memasuki pangkalan tersebut dengan berjalan kaki, kata militer pada Senin.
Bom mobil memungkinkan para pejuang menyusup ke pangkalan Lanta Buro di wilayah Lower Shabelle pada Senin pagi, kata seorang perwira militer, Said Mohamed Adawe, kepada The Associated Press.
“Mereka masih menguasai pangkalan itu,” kata seorang pejabat senior militer Somalia, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya karena dia tidak berwenang berbicara kepada media.
Kelompok ekstremis al-Shabab yang berbasis di Somalia mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dan mengatakan serangan itu menewaskan 30 tentara. Al-Shabab juga menargetkan kamp tersebut dalam serangan serupa tahun lalu, menewaskan lebih dari 15 tentara.
Warga mengatakan mereka mendengar suara tembakan keras dan ledakan sebelum para ekstremis mengibarkan spanduk hitam di pangkalan itu pada hari Senin.
Para pejabat militer mengatakan para penyerang menyita kendaraan dan senjata militer dalam serangan tersebut, menyoroti tantangan yang dihadapi pemerintah dan pasukan Uni Afrika dalam memulihkan perdamaian dan stabilitas di negara Tanduk Afrika tersebut.
Al-Shabab, yang mempertahankan kehadiran militernya sebagian besar di daerah pedesaan, telah meningkatkan serangan terhadap pangkalan militer di sebagian besar wilayah Somalia selatan dan tengah.
Serangan terbaru ini terjadi beberapa hari setelah panglima angkatan bersenjata Somalia memperingatkan pasukannya tentang kemungkinan serangan baru oleh para pejuang ekstremis yang “putus asa” yang kehilangan benteng penting mereka dari pasukan Somalia tetapi kemudian berkumpul kembali.
Pejuang Al-Shabab juga menguasai sebagian kota pelabuhan Marka pada hari Senin setelah pasukan pemerintah mundur, kata warga.
Warga Ali Haji mengatakan para pejuang memasuki kota melalui laut dan berpatroli di jalan-jalan. Pasukan Uni Afrika masih menguasai bagian barat kota.
Kolonel Hassan Ahmed, seorang pejabat senior militer Somalia, membenarkan penyitaan yang dilakukan oleh ekstremis, tanpa memberikan rincian.