Di daerah kumuh Brasil, mengelola pemain di lapangan sepak bola ilmiah baru sangat membantu
RIO DE JANEIRO – Anak-anak yang mondar-mandir di lapangan sepak bola di tengah panas terik tropis menjanjikan hasil yang lebih dari sekadar ember keringat.
Sebuah lapangan yang diresmikan di daerah kumuh di Rio de Janeiro pada hari Rabu disebut sebagai lapangan sepak bola bertenaga pemain pertama di Brasil, yang memanfaatkan energi kinetik gerakan pemain untuk memberikan penerangan malam hari.
Legenda sepak bola Pele hadir untuk acara blockbuster di daerah kumuh Morro da Mineira, di mana tim muda setempat menguji sistemnya.
Di bawah proyek yang disponsori oleh Royal Dutch Shell, sekitar 200 ubin pemanen energi yang dikembangkan oleh perusahaan start-up asal Inggris, Pavegen, telah dipasang di seluruh lapangan dan ditutupi oleh lapisan AstroTurf. Bersamaan dengan panel surya yang juga dipasang di sekitar lapangan, ubin bertenaga pemain menyalurkan listrik ke sistem lampu sorot di atas kepala.
Sementara kepala Pavegen, insinyur Laurence Kemball-Cook, berusaha keras untuk tidak mengungkapkan ilmu pasti di balik ubin tersebut, ayahnya dan ketua perusahaan, Richard Kemball-Cook, mengatakan mereka menggunakan sistem roda gigi. Saat diinjak, roda gigi berputar seperti gasing dan berfungsi seperti generator, ujarnya.
Setiap ubin sekarang berharga sekitar $500, namun harganya turun seiring dengan 35 karyawan perusahaan yang menyempurnakan proses produksinya, kata Kemball-Cook.
Pavegen telah memasang ubin serupa di stasiun kereta api di Eropa, pusat perbelanjaan di Australia dan Terminal 3 Bandara Heathrow London, kata Laurence Kemball-Cook, namun lapangan sepak bola adalah yang pertama.
“Kami telah secara efektif mengubah komunitas ini menjadi eksperimen sains yang nyata,” katanya. “Saya yakin teknologi ini bisa menjadi salah satu cara masa depan untuk menerangi kota kita.”
Pele menjadi emosional tentang proyek tersebut dan menangis ketika ia mengatakan ia berharap lapangan baru ini akan membantu membangkitkan minat anak-anak setempat tidak hanya pada sepak bola tetapi juga pada sains.
“Ayah saya menamai saya Edson dengan nama Thomas Edison,” kata striker lama yang memiliki nama lahir Edson Arantes do Nascimento itu.
Ia berharap generasi penerus Brasil akan membantu negaranya mencapai kesuksesan di bidang sains seperti halnya dalam sepak bola.
“Saya yakin ilmuwan nomor 1 di dunia akan segera menjadi orang Brasil,” kata Pele sambil menepis air mata.