Graham terus menekan untuk mewawancarai saksi-saksi di Benghazi, namun tetap bersumpah akan menghalangi calon-calon yang akan dicalonkan
Senator Partai Republik Carolina Selatan Lindsey Graham mengatakan dia akan terus mencoba menghalangi dua calon Presiden Obama untuk jabatan tingkat tinggi sampai dia berbicara dengan mereka yang selamat dari serangan teror fatal di Benghazi.
Graham, anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat, mengatakan dia berharap ada cara untuk mengatur wawancara dengan lima pegawai Departemen Luar Negeri sehingga dia bisa memajukan nominasinya.
“Yang ingin saya lakukan hanyalah berbicara dengan para penyintas, melindungi keselamatan mereka, melindungi identitas mereka, mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi,” kata Graham kepada acara “State of the Union” di CNN.
Graham mengatakan dia akan menghentikan pencalonan setelah berita “60 Minutes” pada akhir Oktober di mana seorang mantan kontraktor sebuah perusahaan keamanan Inggris secara salah mengklaim berada di lokasi serangan Benghazi.
CBS News mengakui pada hari Jumat bahwa mempercayai sumber adalah hal yang salah, namun Graham mengatakan posisinya tetap tidak berubah.
Anggota parlemen Carolina Selatan ini adalah salah satu anggota parlemen Capitol Hill yang paling vokal mengenai serangan 11 September 2012 terhadap misi diplomatik AS di Benghazi, Libya.
Salah satu kekhawatiran awalnya adalah apakah serangan tersebut memang dipicu oleh kemarahan atas video anti-Islam, seperti yang dikatakan mantan Duta Besar AS untuk PBB Susan Rice dan pejabat pemerintah lainnya.
Dorongannya untuk mendapatkan jawaban akhirnya menyebabkan Rice menarik namanya dari pertimbangan untuk posisi menteri luar negeri.
“Apakah itu sebuah protes? Apakah ini serangan yang diilhami al-Qaeda?” Graham bertanya lagi pada hari Minggu.
Kedua calon tersebut adalah Janet Yellen sebagai ketua Federal Reserve dan Jeh Johnson sebagai sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri.
“Saya ingin mengawasi,” kata Graham kepada CNN. “Saya tidak berusaha menuntut kejahatan. Saya tidak berusaha membela kontraktor Inggris itu.”
Serangan tahun 2012 menewaskan Duta Besar AS Chris Stevens dan tiga warga Amerika lainnya.
Graham dan yang lainnya berpendapat bahwa pemerintahan Obama mencoba menyesatkan rakyat Amerika di tengah panasnya kampanye presiden dengan melancarkan serangan teroris di bawah pengawasan Obama. Partai Republik menuduh pemerintah menghalangi penyelidikan mereka.
Departemen Luar Negeri mengatakan kepada Graham bahwa mereka prihatin dengan wawancara kongres dengan para penyintas serangan tersebut karena saran dari Departemen Kehakiman bahwa para penyintas dapat menjadi saksi dalam persidangan pidana dan wawancara apa pun di luar proses peradilan pidana dapat membahayakan.
Associated Press berkontribusi pada laporan ini