Gubernur Georgia Nathan Deal menjelaskan vetonya terhadap RUU agama
Gubernur Georgia, Nathan Deal dari Partai Republik, memberikan pelajaran sejarah ketika ia menjelaskan keputusannya untuk memveto rancangan undang-undang “kebebasan beragama” yang berisi daftar tindakan yang tidak wajib dilakukan oleh “orang beriman” untuk orang lain. Berikut petikan sambutannya:
“Tindakan saya hari ini sama sekali tidak meremehkan motivasi mereka yang mendukung RUU ini. Upaya mereka untuk membersihkan RUU ini dari segala kemungkinan yang memungkinkan atau mendorong diskriminasi menggambarkan betapa sulitnya membuat undang-undang yang sebaiknya dibiarkan saja bagi perlindungan yang luas. Amandemen Pertama Konstitusi Amerika Serikat.
Mungkin inilah sebabnya mengapa para founding fathers kita tidak berusaha membuat daftar secara rinci keadaan-keadaan yang mendukung kebebasan beragama. Sebaliknya, mereka mengadopsi apa yang oleh mendiang Hakim Agung Scalia disebut sebagai “perlindungan negatif.” Artinya, alih-alih memberi tahu pemerintah apa yang bisa mereka lakukan sehubungan dengan agama, mereka malah memberi tahu pemerintah apa yang tidak bisa mereka lakukan, yaitu ‘mendirikan agama atau mengganggu kebebasan menjalankan agama’.
Mereka sebelumnya menyatakan dalam Deklarasi Kemerdekaan bahwa Pencipta manusia mengaruniai semua manusia ‘hak-hak tertentu yang tidak dapat dicabut’, termasuk ‘Kebebasan’, yang mencakup kebebasan beragama. Mereka memperjelas bahwa kebebasan tersebut diberikan oleh Tuhan dan bukan oleh pemerintah manusia. Oleh karena itu, tidak perlu disebutkan dalam undang-undang atau konstitusi apa saja yang termasuk dalam kebebasan tersebut.
Mengingat sejarah kita, saya merasa ironis bahwa sebagian komunitas agama merasa perlu meminta pemerintah memberi mereka hak dan perlindungan tertentu. Jika kebebasan beragama kita memang diberikan oleh Tuhan dan bukan oleh pemerintahan buatan manusia, kita harus mengindahkan peringatan ‘lepas tangan’ dari Amandemen Pertama Konstitusi kita. Ketika badan legislatif berupaya melakukan hal sebaliknya, pencantuman dan penghilangan anggaran dasar mereka dapat mengakibatkan diskriminasi, meskipun hal tersebut tidak disengaja. Risikonya terlalu besar untuk diambil.”