Iran Dikabarkan Mempertimbangkan Menuntut Hollywood Atas ‘Argo’
Pihak berwenang Iran berencana untuk menuntut Hollywood atas film pemenang Oscar Ben Affleck “Argo” karena mereka merasa film tersebut memberikan “penggambaran yang tidak realistis” tentang negara mereka, media pemerintah melaporkan Selasa.
Associated Press melaporkan beberapa outlet berita, termasuk harian pro-reformasi Shargh, mengatakan pada hari Selasa bahwa pengacara Perancis Isabelle Coutant-Peyre berada di Iran untuk berbicara dengan para pejabat tentang bagaimana dan di mana mengajukan gugatan.
Coutant-Peyre juga merupakan pengacara teroris terkenal kelahiran Venezuela, Ilich Ramirez Sanchez, yang dikenal sebagai Carlos the Jackal.
Keputusan atas gugatan tersebut dilaporkan muncul setelah sekelompok pejabat kebudayaan Iran dan kritikus film memutar film tersebut di hadapan penonton tertutup di teater Teheran pada Senin malam.
Film ini didasarkan pada pelarian enam sandera Amerika dari kedutaan Amerika yang terkepung di Teheran pada tahun 1979.
Lima puluh dua orang Amerika disandera selama 444 hari, namun segelintir staf kedutaan dilindungi oleh duta besar Kanada. Pelarian mereka dengan menggunakan film palsu sebagai cerita sampul diceritakan dalam film tersebut.
Setelah film tersebut memenangkan film terbaik pada bulan Februari, para pejabat Iran menganggapnya sebagai propaganda pro-CIA dan anti-Iran.
Kantor berita semi-resmi Mehr juga menyebut Oscar “bermotif politik” karena Ibu Negara Michelle Obama bergabung dengan Jack Nicholson di Gedung Putih melalui tautan video ke Los Angeles untuk membantu mempersembahkan penghargaan film terbaik.
Namun, tidak semua warga Iran setuju. Surat kabar moderat Hamshahri mengatakan film tersebut “menargetkan budaya dan peradaban Iran,” namun patut ditonton agar masyarakat Iran dapat melihat perspektif berbeda mengenai peristiwa yang menyebabkan runtuhnya hubungan AS-Iran.
“Pemirsa Iran untuk pertama kalinya melihat versi baru dari peristiwa tersebut,” kata sebuah komentar di surat kabar tersebut. “Ini adalah titik lemah bagi industri TV dan film kami, yang setelah lebih dari tiga dekade tidak menghasilkan apa pun mengenai (pengambilalihan kedutaan AS).”
Industri film milik pemerintah Iran telah memboikot Oscar tahun ini menyusul video klip internet buatan AS yang merendahkan Nabi Muhammad dan memicu protes di seluruh dunia Muslim. Hubungan itu tidak ada hubungannya dengan “Argo”.
Tahun lalu, sutradara Iran Asghar Farhadi memenangkan Oscar untuk film asing terbaik untuk “A Separation”, Oscar pertama di Iran. Sebulan sebelumnya, pihak berwenang Iran memerintahkan penutupan House of Cinema, sebuah grup film independen yang telah beroperasi selama 20 tahun dan anggotanya terdiri dari pembuat film terkemuka Iran, termasuk Farhadi.
Associated Press berkontribusi pada laporan ini.