Jurnalis Georgia mengatakan dia memata-matai Rusia
TBILISI, Georgia – Fotografer pribadi presiden Georgia yang ditampilkan di televisi pada hari Sabtu mengaku memberikan informasi rahasia kepada seorang rekannya yang kemudian dikirim ke dinas rahasia Rusia.
Irakli Gedenidze mengaku memberikan fotografer lain, Zurab Kurtsikidze, rincian rencana perjalanan presiden, rute iring-iringan mobil dan kantor untuk kompensasi yang tidak ditentukan. Istrinya, Natia, mengatakan dia tahu suaminya berteman dengan Kurtsikidze dan mengiriminya rincian rekening banknya, tapi dia tidak mengaku ikut serta dalam urusan mereka.
Irakli Gedenidze, Kurtsikidze dan fotografer lainnya didakwa melakukan spionase pada Sabtu pagi. Natia Gedenidze dibebaskan tanpa dakwaan.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Georgy Bukhrashvili mengatakan kepada wartawan pada hari Sabtu bahwa para penyelidik yakin Kurtsikidze, seorang fotografer dari European Pressphoto Agency, memiliki “hubungan” dengan unit intelijen militer Rusia, GRU, dan menyewa dua fotografer lainnya untuk memberikan informasi rahasia.
Juru bicara tersebut mengidentifikasi dua orang Rusia – Anatoly Sinitsyn dan Sergey Okorokov – sebagai kontak Kurtsikidze di intelijen Rusia.
Bukhrashvili mengatakan kedua pria itu mengambil gambar dokumen rahasia tersebut dan kemudian mengirimkannya ke Kurtsikidze untuk dikirim ke Moskow. Foto-foto itu ditemukan di apartemen kedua pria itu, katanya.
Televisi nasional menayangkan pernyataan Gedenidze dan istrinya pada hari Sabtu.
Fotografer kepresidenan mengatakan dia harus menyetujui permintaan terakhir Kurtsikidze untuk mencari informasi tentang dinas rahasia Georgia setelah fotografer EPA mulai memerasnya dan mengancam akan mengungkapkan transaksi mereka sebelumnya.
“Saya menjadi takut dan terus bekerja dengannya,” katanya.
Baik Irakli Gedenidze maupun istrinya dalam kesaksian mereka tidak menyebutkan fotografer lain yang didakwa dalam kasus tersebut, Georgy Abdaladze.
Abdaladze, yang bekerja di Kementerian Luar Negeri Georgia dan pekerja lepas untuk The Associated Press, membantah tuduhan melakukan spionase. Namun, Kementerian Dalam Negeri Georgia telah memutar rekaman percakapan telepon antara Abdaladze dan fotografer EPA, di mana Kurtsikidze memintanya untuk memberikan rincian rekening banknya.
Beberapa fotografer di Georgia telah menerapkan sistem pool di mana mereka dapat membayar izin rekan kerja untuk menggunakan foto yang diambil di acara yang tidak dapat mereka hadiri. Mereka secara teratur bertukar rincian bank.
Presiden Mikhail Saakashvili mengatakan dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio Ekho Moskvy pada hari Jumat bahwa dia mengetahui jaringan mata-mata itu setengah jam sebelum penangkapan.
“Ini bukan paranoia, tapi ini tentang supremasi hukum dan kesetaraan semua orang,” katanya tentang operasi penangkapan para jurnalis tersebut. “Mengenai fotografer pribadi, saya benar-benar kesal tentang hal itu dan sampai sekarang pun saya masih begitu.”
Baik Kementerian Pertahanan Rusia maupun unit intelijennya tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar pada hari Sabtu.
Beberapa orang baru-baru ini dinyatakan bersalah oleh pengadilan Georgia atas tuduhan menjadi mata-mata Rusia. Dalam putusan terbaru Rabu malam, pengadilan di pelabuhan Batumi di Laut Hitam memvonis seorang warga negara Rusia dan delapan warga Georgia melakukan spionase dan menjatuhkan hukuman penjara antara 11 hingga 14 tahun kepada mereka.
Menteri Dalam Negeri Georgia Vano Merabishvili mengatakan kepada Ekho Moskvy minggu ini bahwa lembaganya telah menangkap sebagian besar mata-mata Rusia yang beroperasi di Georgia, namun hanya sedikit yang masih bertahan.
Skandal spionase telah memperburuk hubungan yang sudah tegang antara kedua bekas republik Soviet tersebut. Rusia menolak penangkapan mata-mata di Georgia dan menyebutnya sebagai hoax.
Di bawah kepemimpinan Saakashvili, Georgia telah membina hubungan yang kuat dengan Barat dan menyatakan niatnya untuk bergabung dengan NATO.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat pada hari Jumat bahwa AS mengharapkan pengadilan yang bebas dan adil atas kasus ini.
Ketiga fotografer asal Georgia tersebut diperkirakan akan diadili pada 1 September.