Kelompok Katolik mendesak Paus untuk mengizinkan alat kontrasepsi untuk melawan Zika
KOTA VATIKAN – Sebuah kelompok Katolik Roma meminta Paus Fransiskus pada hari Rabu untuk mengizinkan anggota gereja “mengikuti hati nurani mereka” dan menggunakan alat kontrasepsi atau meminta perempuan melakukan aborsi untuk melindungi diri mereka dari virus Zika.
Seruan ini muncul ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan perempuan di daerah yang terjangkit virus untuk melindungi diri mereka sendiri, terutama selama kehamilan, dengan menutupi diri dari nyamuk dan melakukan hubungan seks yang aman dengan pasangan mereka.
Zika telah dikaitkan dengan cacat lahir parah pada ribuan bayi di Brazil dan menyebar dengan cepat di Amerika. Kasus Zika pertama yang diketahui di Amerika Serikat dilaporkan pekan lalu oleh pejabat kesehatan setempat, yang mengatakan kemungkinan besar virus itu tertular melalui hubungan seks dan bukan gigitan nyamuk.
Catholics for Choice, sebuah kelompok advokasi liberal yang berbasis di Washington, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pada hari Kamis, menjelang perjalanan kepausan ke Kuba dan Meksiko, mereka akan memasang iklan di International New York Times dan El Dario de Hoy di pertanian El Salvador. .
“Ketika Anda melakukan perjalanan ke Amerika Latin besok (Jumat), kami meminta Anda untuk menjelaskan kepada saudara-saudara uskup Anda bahwa umat Katolik yang baik dapat mengikuti hati nurani mereka dan menggunakan alat kontrasepsi untuk melindungi diri mereka sendiri dan pasangan mereka,” bunyi iklan tersebut, menurut muka. kutipan yang dirilis dalam pernyataan itu.
Catholics for Choice meminta Paus Fransiskus, Paus pertama di Amerika Latin, untuk “benar-benar berdiri dalam solidaritas dengan masyarakat miskin”.
“Keputusan perempuan mengenai kehamilan, termasuk keputusan untuk mengakhiri kehamilan, harus dihormati, bukan dikutuk,” katanya.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa kehidupan dimulai pada saat pembuahan dan aborsi membunuh. Undang-undang tersebut melarang alat kontrasepsi buatan seperti kondom, dengan alasan bahwa alat tersebut menghalangi kemungkinan penularan kehidupan.
Larangan tersebut, yang tercantum dalam ensiklik Paus Paulus “Humanae Vitae” tahun 1968, banyak dilanggar di banyak negara maju, namun para aktivis mengatakan masih ada stigma yang melekat pada alat kontrasepsi di beberapa negara Amerika Latin karena dekrit tersebut.
Pada tahun 2010, mantan Paus Benediktus mengatakan dalam sebuah buku bahwa penggunaan kondom untuk menghentikan penyebaran AIDS dapat dibenarkan dalam kasus-kasus tertentu yang luar biasa. Vatikan sejauh ini belum membahas masalah kontrasepsi sehubungan dengan krisis Zika.
Dalam pengumumannya pada hari Rabu, WHO mengatakan: “Perempuan yang ingin mengakhiri kehamilan karena takut mikrosefali harus memiliki akses terhadap layanan aborsi yang aman sesuai dengan hukum yang berlaku.”
Lebih lanjut tentang ini…