Mahkamah Agung: Texas Dapat Menolak Mengeluarkan Plat Nomor Bendera Konfederasi
Mahkamah Agung pada hari Kamis menguatkan penolakan Texas untuk mengeluarkan plat nomor dengan bendera pertempuran Konfederasi, menolak tantangan kekebalan.
Dalam keputusan 5-4, pengadilan mengatakan Texas dapat membatasi isi pelat nomor karena itu adalah milik negara dan tidak setara dengan stiker bemper.
Putra-putra Veteran Konfederasi mencari pelat Texas dengan logo bendera pertempurannya. Dewan negara bagian menolaknya karena khawatir pelat nomor tersebut akan menyinggung banyak warga Texas.
Hakim Stephen Breyer mengatakan keputusan negara bagian untuk menolak tanda tangan kelompok tersebut tidak melanggar hak kebebasan berpendapat. Hakim Konservatif Clarence Thomas dan tiga hakim liberal lainnya menyetujui pendapat Breyer.
Mahkamah Agung sebelumnya telah memutuskan bahwa negara bagian tidak dapat memaksa pengemudi untuk memperlihatkan pelat nomor yang berisi pesan yang tidak disetujui oleh pengemudi, kata Breyer. “Dan sama seperti Texas tidak dapat mewajibkan SCV (Putra Konfederasi Veteran) untuk “menyampaikan pesan ideologis negara bagian tersebut,” kata Breyer, mengutip keputusan sebelumnya, “SCV tidak dapat memaksa Texas untuk mengadopsi undang-undang yang menyertakan bendera pertempuran Konfederasi pada pelat nomor khusus miliknya.”
Negara bagian dapat melarang beberapa pesan meskipun sekarang terdapat hampir 450 papan khusus yang dapat dipilih, katanya. Tanda-tanda tersebut termasuk “Pilih Hidup” untuk Pramuka dan jaringan hamburger.
Sons of Confederate Veterans cabang Texas menggugat keputusan negara bagian untuk tidak mengizinkan pelat nomor yang diusulkan dengan logo bendera pertempurannya, mirip dengan pelat yang dikeluarkan oleh delapan negara bagian lain yang menjadi anggota Konfederasi dan oleh negara bagian Maryland.
Panel hakim pengadilan banding federal memutuskan bahwa keputusan dewan tersebut melanggar hak Amandemen Pertama kelompok tersebut. “Kami memahami bahwa beberapa anggota masyarakat menganggap bendera Konfederasi menyinggung. Namun fakta itu tidak membenarkan keputusan dewan,” tulis Hakim Edward Prado dari Pengadilan Banding Sirkuit AS ke-5 di New Orleans.
Argumen utama Texas kepada Mahkamah Agung adalah bahwa pelat nomor tersebut tidak seperti stiker bemper yang ditempel pada mobil oleh pengemudinya. Sebaliknya, kata negara, pelat nomor adalah milik pemerintah, sehingga yang tertera di pelat nomor tersebut bukanlah ucapan individu, melainkan ucapan pemerintah. Amandemen Pertama berlaku ketika pemerintah mencoba mengatur pendapat pihak lain, namun tidak berlaku ketika pemerintah berbicara.
Dalam perbedaan pendapat, Hakim Samuel Alito mengatakan keputusan tersebut “mengancam perkataan pribadi yang tidak menyenangkan pemerintah.”
Ketua Hakim John Roberts dan Hakim Anthony Kennedy serta Antonin Scalia juga berbeda pendapat.