Masyarakat Eropa mengamati pemilu presiden Austria dengan hati-hati

Masyarakat Eropa mengamati pemilu presiden Austria dengan hati-hati

Pemilihan presiden Austria mempunyai arti penting yang jauh melampaui batas-batas negara kecil Uni Eropa tersebut. Dalam skenario yang tidak terpikirkan beberapa tahun lalu, kandidat sayap kanan yang Eurosceptic diunggulkan untuk menjadi presiden.

Perkembangan seperti ini akan menjadi tanda terbaru dari pergolakan politik di negara yang sampai saat ini masih terlihat pro-Uni Eropa.

Kelompok sayap kanan Eropa mendapatkan kekuatan di kalangan masyarakat yang kecewa terhadap partai-partai mapan dan semakin tidak percaya terhadap kemampuan UE untuk memperbaiki perekonomian yang stagnan, pengangguran dan krisis migran.

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui saat warga Austria bersiap memilih presiden baru pada hari Minggu.

____

APA YANG DAPAT DILAKUKAN PRESIDEN?

Presiden Austria pasca-Perang Dunia II umumnya puas dengan fungsi-fungsi seremonial—menyapa duta besar yang akan datang, memotong pita, menjamu pejabat yang berkunjung, dan menyetujui pemerintahan baru yang dibentuk oleh partai politik terkuat. Namun seorang presiden di Austria juga dapat mempunyai pengaruh yang signifikan: ia dapat memecat pemerintahan dan parlemennya sendiri – dan kedua kandidat mengatakan bahwa mereka siap untuk menggunakan alat yang lebih kuat yang mereka miliki.

___

CALON

Norbert Hofer, seorang anggota parlemen berusia 47 tahun yang dicalonkan oleh Partai Kebebasan populis yang anti-UE, memimpin dalam jajak pendapat hanya beberapa hari sebelum pemungutan suara.

Hofer mengancam akan memecat koalisi pemerintahan Austria yang terdiri dari Partai Sosial Demokrat dan Partai Rakyat yang berhaluan tengah jika koalisi tersebut tidak mengindahkan desakan berulang kali untuk bekerja lebih baik. Hofer menjadikan dirinya sebagai penentu terakhir kinerja pemerintah. Dengan Partai Kebebasan yang ia pimpin kini melampaui popularitas partai-partai yang berkuasa, ia mungkin tergoda untuk memecat pemerintah agar Partai Kebebasan mempunyai kesempatan untuk memenangkan pemilu berikutnya.

Namun saingan Hofer juga dapat merusak hubungan baik antara presiden dan pemerintah Austria. Alexander van der Bellen, seorang profesor berusia 72 tahun yang merupakan anggota Partai Hijau, yang mencalonkan diri sebagai calon independen, mengatakan dia tidak akan mengambil sumpah kanselir Partai Kebebasan bahkan jika partai tersebut memenangkan pemilu yang dijadwalkan dalam dua tahun ke depan. Hal ini juga dapat menciptakan pergolakan dan ketidakpastian politik yang tidak terjadi di Austria pascaperang.

___

BAGAIMANA KITA DAPAT DI SINI?

Pemungutan suara pada putaran pertama bulan lalu mengungkapkan betapa besarnya kebencian para pemilih terhadap Partai Sosial Demokrat dan Partai Rakyat. Partai-partai tersebut mendominasi politik pascaperang, dan hingga kini presiden Austria selalu mendapat dukungan dari salah satu partai tersebut. Namun kedua kandidatnya ditolak pada putaran awal, yang dimenangkan oleh Hofer dengan dukungan lebih dari 35 persen.

Pertengkaran selama puluhan tahun mengenai isu-isu utama – yang terbaru adalah reformasi pajak, pensiun dan pendidikan – telah memicu persepsi stagnasi politik. Masuknya migran tahun lalu juga memaksa pemerintah koalisi untuk beralih dari rezim perbatasan terbuka ke salah satu rezim suaka yang paling ketat di Uni Eropa.

Pergeseran tersebut tidak hanya gagal membendung sentimen pro-Partai Kebebasan, tetapi juga memicu pemberontakan di partai Sosial Demokrat yang menyebabkan pengunduran diri Kanselir Werner Faymann pekan lalu.

Penggantinya, Christian Kern, ingin mengambil garis tipis antara perlakuan yang lebih manusiawi terhadap pengungsi dan posisi Faymann. Tujuan yang sudah sulit ini bisa menjadi lebih sulit dicapai jika Hofer menang dan memenuhi janjinya untuk memberikan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pemerintah.

___

EROPA TERLIHAT

Kebanyakan pemilu di Austria diabaikan di luar negeri. Tidak kali ini.

Kemenangan Hofer pada putaran pertama adalah bukti terbaru dari semakin kuatnya partai-partai Eurosceptic dan anti-kemapanan di 28 negara Uni Eropa. Bagi politisi pro-Eropa, tren ini merupakan tanda mengkhawatirkan mengenai apa yang bisa terjadi pada pemilu berikutnya di Austria, dan pemilu di negara lain di UE. Partai-partai dari berbagai spektrum politik akan mengawasi pemilu hari Minggu ini dengan cermat.

Kemenangan Hofer pada putaran pertama bulan lalu menimbulkan kekhawatiran dari partai-partai mapan di Eropa dan dukungan dari Marine Le Pen dari Front Nasional sayap kanan Prancis dan rekan ideologis Partai Kebebasan di negara lain.

Keluaran SGP