Masyarakat Lebanon waspada terhadap pengungsi Suriah: survei
Seorang anak muda Suriah, yang melarikan diri bersama keluarganya setelah kekerasan baru-baru ini di Qusayr, bermain dengan sebuah band di kamp pengungsi Arsal pada 14 Juni 2013 di Lebanon. Mayoritas warga Lebanon percaya masuknya pengungsi Suriah ke negara mereka mengancam keamanan nasional, kata yayasan penelitian Fafo Norwegia dalam sebuah laporan yang diperoleh AFP pada hari Kamis. (AFP/Berkas)
BEIRUT (AFP) – Mayoritas warga Lebanon percaya masuknya pengungsi Suriah ke negara mereka mengancam keamanan nasional, kata yayasan penelitian Fafo Norwegia dalam sebuah laporan yang diperoleh AFP pada hari Kamis.
Dalam survei yang dilakukan oleh Fafo pada akhir bulan Mei, 900 orang diwawancarai di seluruh Lebanon, negara berpenduduk lebih dari empat juta orang yang kini menampung sekitar 600.000 pengungsi Suriah.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa “52 persen responden percaya bahwa pengungsi Suriah merupakan ancaman terhadap keamanan dan stabilitas nasional,” kata survei tersebut.
Lima puluh empat persen mengatakan Lebanon “seharusnya tidak menerima lebih banyak pengungsi,” sementara 82 persen mengatakan pengungsi mengambil pekerjaan dari orang Lebanon dan menyebabkan turunnya upah.
Sekitar setengah dari mereka yang diwawancarai mengatakan bahwa warga Suriah “didukung secara finansial hingga tingkat yang tidak adil”.
Banyak warga Lebanon juga mengatakan mereka tidak bisa mempercayai rakyat Suriah, dengan 61 persen mengatakan mereka “tidak nyaman” memiliki warga Suriah sebagai tetangga dekat.
Enam puluh tujuh persen – atau dua dari tiga jajak pendapat – mengatakan mereka “tidak nyaman berbagi makanan dengan warga Suriah” dan 82 persen mengatakan mereka tidak akan senang jika ada anggota keluarga yang menikah dengan warga Suriah.
Lebih dari 90 persen responden mengatakan konflik Suriah “memiliki dampak negatif terhadap kemampuan pemerintah Lebanon untuk melindungi dan mengatur warga Lebanon”.
Konflik yang pecah di Suriah pada bulan Maret 2011 meluas hingga ke perbatasan Lebanon dimana para pendukung dan penentang rezim Damaskus sering bentrok.
PBB mengatakan ada sekitar 600.000 pengungsi Suriah yang terdaftar di Lebanon, meskipun perkiraan independen lainnya menyebutkan jumlahnya bisa mendekati satu juta.
Dua pertiga responden mengatakan PBB harus membuka kamp di Lebanon untuk pengungsi Suriah seperti di Yordania dan Turki.
Pada hari Rabu, duta besar Lebanon untuk PBB, Nawaf Salam, berjanji negaranya akan tetap membuka perbatasannya bagi pengungsi dari Suriah, namun mengatakan pemerintah mungkin harus mempertimbangkan untuk membuka kamp.
“Lebanon tidak akan menutup perbatasannya. Lebanon tidak akan menerima kembali pengungsi mana pun,” kata Salam, seraya menambahkan bahwa Beirut “membutuhkan bantuan nyata internasional untuk menghadapi masalah yang semakin meningkat ini”.