Obama: Gaddafi harus pergi sekarang
Berbicara menentang Muammar Al-Qaddafi untuk pertama kalinya, Presiden Obama mengatakan pada hari Sabtu bahwa pemimpin Libya harus “pergi sekarang”, karena kehilangan legitimasi untuk memerintah.
Dalam pernyataan Gedung Putih mengenai panggilan telepon Obama dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, Obama mengambil sikap paling langsung mengenai meningkatnya kekerasan di Libya.
“Presiden menyatakan bahwa ketika satu-satunya cara seorang pemimpin untuk tetap berkuasa adalah dengan menggunakan kekerasan massal terhadap rakyatnya sendiri, maka dia telah kehilangan legitimasi untuk memerintah dan harus melakukan apa yang benar bagi negaranya dengan pergi sekarang,” katanya.
Sikap Obama ini muncul setelah ia menandatangani perintah eksekutif pada hari Jumat untuk membekukan aset yang dimiliki oleh Gaddafi dan empat anaknya di Amerika Serikat. Departemen Keuangan mengatakan sanksi terhadap Gaddafi, tiga putra dan seorang putrinya juga berlaku bagi pemerintah Libya.
Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton mengumumkan sanksi lebih lanjut pada hari Sabtu, mencabut visa bagi pejabat senior Libya dan anggota keluarga dekat mereka. Dia mengatakan permohonan di masa depan dari mereka yang masuk daftar hitam untuk perjalanan ke Amerika akan ditolak.
Khaddafi “harus pergi tanpa pertumpahan darah dan kekerasan lebih lanjut,” kata Clinton dalam pernyataan terpisah.
Obama berunding dengan para pemimpin dunia mengenai kerusuhan di Libya. Pemerintah berharap dunia akan berbicara dengan satu suara menentang tindakan keras Gaddafi terhadap pengunjuk rasa, dan Obama mengirim Clinton ke Jenewa pada hari Minggu untuk berkoordinasi dengan kepala kebijakan luar negeri dari beberapa negara.
Dewan Keamanan PBB segera bertemu pada hari Sabtu dan dengan suara bulat memutuskan untuk memberlakukan sanksi baru terhadap Libya.
Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon menginginkan tindakan segera untuk melindungi warga sipil Libya. Sekjen PBB berada di Washington pada hari Senin untuk melakukan pembicaraan dengan Obama di Gedung Putih.
Pemerintah menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mengecam Gaddafi dengan lebih keras dan secara eksplisit menyerukan penggulingannya, seperti yang dilakukan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy. Saksi mata di Libya mengatakan Gaddafi mempersenjatai pendukung sipil untuk mendirikan pos pemeriksaan dan patroli keliling di ibu kota Tripoli.
AS menahan diri, namun nadanya berubah tajam pada hari Jumat setelah warga Amerika di Libya dievakuasi ke tempat aman dengan kapal feri dan pesawat sewaan.
Segera setelah itu, Obama menandatangani perintah eksekutif yang menguraikan hukuman finansial yang dirancang untuk menekan pemerintahan Gaddafi agar mengakhiri kekerasan. Perintah tersebut mengatakan ketidakstabilan di Libya merupakan “ancaman yang tidak biasa dan luar biasa” terhadap keamanan nasional dan kebijakan luar negeri AS.
Pemberontakan dengan kekerasan terhadap pemerintahan Gaddafi dimulai pada tanggal 15 Februari di tengah gelombang pemberontakan di dunia Arab. Sebagian besar wilayah timur Libya berada di bawah kendali pemberontak. Para saksi mata mengatakan pemerintah Khaddafi menanggapinya dengan menembaki pengunjuk rasa di sejumlah kota.
Associated Press berkontribusi pada laporan ini.