Olahraga dapat mencegah penurunan kognitif
Orang lanjut usia yang berolahraga mungkin mengalami tingkat penurunan kognitif yang lebih lambat dibandingkan mereka yang tidak, menurut sebuah studi baru.
Orang-orang dalam penelitian yang tidak berolahraga sama sekali atau sedikit berolahraga mengalami penurunan daya ingat dan keterampilan berpikir setara dengan 10 tahun tambahan penuaan kognitif dibandingkan dengan orang-orang yang lebih aktif secara fisik. Orang-orang tersebut rata-rata berusia 71 tahun pada awal penelitian.
“Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa olahraga baik untuk otak, dan dalam penelitian observasional ini kami menemukan bahwa orang yang lebih aktif mengalami lebih sedikit kegagalan dalam tes tertentu dibandingkan orang yang kurang aktif,” kata rekan penulis studi, Dr. Clinton B. Wright, seorang profesor neurologi di Universitas Miami di Florida.
Dalam studi tersebut, peneliti mengamati 876 orang. Mereka menanyakan kepada peserta berapa lama dan seberapa sering mereka berolahraga, serta jenis olahraga apa yang mereka lakukan selama dua minggu terakhir.
Dari seluruh peserta penelitian, 90 persen melaporkan bahwa mereka tidak berolahraga sama sekali atau hanya melakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki atau yoga. 10 persen sisanya melaporkan berpartisipasi dalam olahraga sedang atau intens, seperti lari atau aerobik.
Sekitar tujuh tahun kemudian, para peneliti memindai otak orang-orang tersebut dan meminta mereka melakukan tes untuk melihat seberapa baik mereka dapat melakukan tugas-tugas kognitif sederhana, seperti berapa banyak kata yang dapat mereka ingat dari sebuah daftar. Lima tahun kemudian, orang-orang tersebut mengikuti tes ini lagi.
Para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang tidak berolahraga sama sekali atau yang melaporkan tingkat aktivitas fisik yang rendah pada awal penelitian menunjukkan tingkat penurunan kognitif yang lebih besar selama periode lima tahun dibandingkan mereka yang memiliki tingkat aktivitas fisik yang tinggi. (10 cara untuk menjaga pikiran Anda tetap tajam)
Perbedaan penurunan kognitif antar kelompok sama dengan penuaan 10 tahun, kata para peneliti. Efek ini terjadi ketika para peneliti memperhitungkan faktor-faktor lain yang diketahui mempengaruhi kesehatan otak, seperti merokok, penggunaan alkohol, tekanan darah tinggi dan indeks massa tubuh.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara olahraga dengan fungsi kognitif masyarakat, namun tidak membuktikan adanya hubungan sebab-akibat antara keduanya.
Tidak jelas mengapa olahraga dapat bermanfaat bagi kognisi, namun beberapa mekanisme potensial mungkin terlibat, kata Wright. Misalnya, olahraga membantu meningkatkan jumlah aliran darah ke otak, yang secara umum bermanfaat bagi fungsi otak. Selain itu, olahraga dapat menurunkan risiko faktor kesehatan lain yang terkait dengan risiko kerusakan otak yang lebih tinggi, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi, kata Wright. Hal ini juga dapat menurunkan tingkat peradangan, yang juga terkait dengan kesehatan otak yang lebih buruk. (6 makanan yang baik untuk otak Anda)
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji apakah program olahraga tertentu sangat efektif dalam melindungi terhadap kerugian kognitif, dan untuk melihat secara tepat berapa banyak olahraga yang diperlukan untuk memperoleh manfaat kesehatan kognitif ini, kata Wright.
Studi baru ini diterbitkan 23 Maret di jurnal Neurology.
Hak Cipta 2016 Ilmu Hidup, sebuah perusahaan TechMediaNetwork. Seluruh hak cipta. Materi ini tidak boleh dipublikasikan, disiarkan, ditulis ulang, atau didistribusikan ulang.