Para migran kembali menyerbu pagar perbatasan Spanyol di Melilla
MADRID (AFP) – Para migran Afrika menerobos pagar perbatasan kawat berduri pada hari Kamis dan mencoba memasuki wilayah Melilla di Spanyol dari Maroko, kata pejabat setempat, yang merupakan serangan terbaru dari serangkaian serangan terkoordinasi di perbatasan.
Sekitar 200 migran mencoba melintasi perbatasan berpagar saat fajar, tetapi belum jelas apakah ada di antara mereka yang berhasil mencapai Melilla, wilayah yang dikuasai Spanyol dan berbatasan dengan Maroko utara, kata juru bicara pemerintah Spanyol di sana kepada AFP.
Dalam beberapa hari terakhir, ratusan migran Afrika sub-Sahara mencoba memasuki Melilla dan Ceuta, wilayah Afrika Utara lainnya di Spanyol, dalam serangan perbatasan serupa.
Serangan perbatasan yang paling spektakuler terjadi di Melilla pada hari Selasa, ketika sekitar 300 migran merobohkan sebagian pagar setinggi enam meter (20 kaki) di sekitar Melilla dan sekitar 100 orang menerobos.
Sementara beberapa imigran memanjat pagar, yang lain melemparkan benda-benda ke arah penjaga perbatasan yang mencoba menghentikan mereka.
Rekaman video polisi menunjukkan puluhan migran berebut melewati pagar dan mulai berlari begitu mereka tiba di tanah Spanyol.
Dalam insiden terpisah di hari yang sama, 350 orang lainnya, yang digambarkan sebagai migran dari Afrika sub-Sahara, mencoba mencapai Ceuta dengan berenang ke salah satu pantainya dari pantai Maroko terdekat.
Spanyol adalah salah satu pintu masuk utama di Eropa bagi migran ilegal dari Afrika.
Ratusan migran yang ingin masuk ke Eropa berkemah di sekitar Ceuta dan Melilla dengan harapan mendapat kesempatan melintasi wilayah tersebut.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan para migran tersebut dibawa ke Maroko dari negara-negara Afrika lainnya oleh para penyelundup manusia dan berkemah di alam liar sambil menunggu kesempatan untuk menyeberang.
Yang lain mencoba mencapai tanah Spanyol dengan berlayar melintasi Mediterania dengan kapal darurat. Para pejabat mengatakan pada hari Senin bahwa satu migran ditemukan tewas dan selusin lainnya hilang setelah perahu mereka terbalik dalam upaya tersebut.
Ceuta dan Melilla merupakan satu-satunya perbatasan darat Uni Eropa dengan Afrika.
Kedua wilayah tersebut telah lama menjadi titik konflik dalam hubungan diplomatik Maroko dan Spanyol.
Rabat selalu menganggap Ceuta dan Melilla sebagai bagian dari wilayahnya, meski keduanya telah berada di bawah kendali Spanyol selama lebih dari 400 tahun.