Pemerintahan Mendorong Kongres untuk Mengeluarkan RUU Sanksi Iran
Pemerintahan Obama mendorong Kongres untuk mengecualikan perusahaan-perusahaan tertentu dari kemungkinan sanksi yang ditujukan terhadap Iran, sebuah langkah yang menurut seorang anggota parlemen bertujuan untuk melepaskan bisnis di Tiongkok dan Rusia sebagai imbalan atas kerja sama mereka.
Anggota DPR dan Senat sedang merundingkan rancangan undang-undang yang akan memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan yang berurusan dengan sektor energi Iran. Pemerintah AS mendorong pengecualian bagi perusahaan-perusahaan yang berbasis di “negara-negara yang bekerja sama” – mungkin berarti negara-negara yang bekerja sama dengan strategi pemerintahan Obama di Iran.
Upaya tersebut, pertama kali dilaporkan oleh Washington Times, tidak diterima dengan baik oleh beberapa orang di Kongres. Reputasi. Ileana Ros-Lehtinen, R-Fla., mengatakan pengecualian tersebut jelas ditujukan kepada Rusia dan Tiongkok, yang memiliki hubungan bisnis dengan Iran dan pemerintahan Obama perlu menegakkan sanksi PBB terhadap republik Islam tersebut.
“Keamanan negara kita dan sekutu kita tidak mampu menghasilkan rancangan undang-undang yang penuh lubang,” kata Ros-Lehtinen kepada Fox News. “Sudah waktunya bagi Kongres untuk mengisi kekosongan yang diciptakan oleh kelambanan lembaga eksekutif… dan menerapkan sanksi wajib yang melumpuhkan untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh Iran.”
Anggota parlemen DPR dan Senat akan bertemu dalam komite konferensi pada hari Kamis untuk mencoba menyusun rincian rancangan undang-undang akhir, yang mereka harap akan selesai pada bulan depan. Hal ini bertepatan dengan perundingan yang dipimpin AS mengenai sanksi PBB putaran keempat terhadap Iran, yang bertujuan untuk menghentikan pengayaan uranium.
Namun seorang pejabat senior pemerintahan Obama mengatakan kepada Fox News bahwa dia sedang berupaya menerapkan sanksi PBB yang “seberat mungkin” dan membantah anggapan bahwa mereka mencoba untuk melunakkan undang-undang kongres.
“Kami juga terlibat dalam diskusi dengan Kongres mengenai undang-undang sanksi untuk memastikan bahwa undang-undang tersebut mempunyai cakupan dan kedalaman yang memadai. Kami dengan tegas menolak gagasan bahwa undang-undang tersebut sedang dilemahkan dengan cara apa pun,” kata pejabat itu. “Sebaliknya, kami berupaya untuk memastikan bahwa presiden memiliki fleksibilitas maksimal seiring dengan peningkatan tekanan terhadap Iran di banyak bidang. Pengecualian yang sedang dibahas tidak ditargetkan pada negara tertentu, namun akan didasarkan pada kriteria obyektif dan bersifat objektif. dibuat melalui konsultasi penuh dengan Kongres.”
Sementara itu, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad telah mengajukan permohonan visa untuk menghadiri pertemuan puncak nuklir di PBB minggu depan, sebuah kesempatan baginya untuk melobi para pemimpin dunia terhadap sanksi tersebut.