Penanda genetik untuk PTSD terkait dengan respons sistem kekebalan tubuh, kata studi
Para peneliti telah mengidentifikasi penanda genetik yang terkait dengan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) yang terkait dengan regulasi sistem kekebalan tubuh, lapor Medical News Today. Temuan ini dapat menyebabkan kemampuan untuk mengidentifikasi individu yang merupakan risiko PTSD.
Dalam sebuah studi terhadap 188 Marinir AS, para peneliti mengambil sampel darah sebelum dan sesudah individu dikerahkan ke daerah konflik. Mereka mengidentifikasi kelompok gen yang mengatur sistem kekebalan tubuh bawaan – garis pertahanan pertama tubuh terhadap patogen – dan sinyal interferon – pelepasan protein sinyal sebagai respons terhadap patogen – terkait dengan PTSD.
PTSD, keadaan pikiran yang dapat terjadi setelah peristiwa traumatis seperti pertempuran militer, dapat menyebabkan ingatan yang berulang dan mengganggu, masalah tidur, kecemasan yang parah dan pikiran bunuh diri. Diperkirakan 6,8 persen orang Amerika akan mengembangkan kondisi di beberapa titik dalam kehidupan mereka.
Sementara penelitian sebelumnya mencari penanda genetik dari PTSD dengan membedakan perbedaan antara mereka yang memiliki diagnosis dan mereka yang tidak, penelitian ini menggunakan seluruh urutan RNA transkriptoma pada sampel darah marinir dengan dan tanpa PTSD.
“Dengan membandingkan marinir kita yang mengembangkan gejala PTSD dengan mereka yang tidak, kita dapat mengukur perbedaan gen, tetapi juga memperhitungkan hubungan dinamis antara dan di antara mereka,” kata penulis senior Michael S. Breen, dari University of Southampton di Inggris.
“Karena PTSD dianggap sebagai kelainan yang begitu rumit,” tambahnya, “adalah ukuran hubungan dinamis ini yang penting untuk lebih memahami patologi PTSD.”
Dalam analisis mereka, para peneliti yang diidentifikasi dalam para peserta sebelum dan sesudah pengembangan PTSV baik sistem kekebalan tubuh kongenital dan sinyal interferon -tidak.
“Jawabannya bisa menjadi sejumlah faktor,” Dr. Kepala Investigator G. Baker G. Baker mengatakan, tentang masalah veteran San Diego Healthcare System dan University of California-San Diego, “mulai dari eksposisi sederhana peningkatan stres yang mengantisipasi sebelum penyebaran atau skenario yang lebih rumit di mana individu dapat memiliki viral load yang lebih tinggi.”
Penemuan hubungan genetik ini, sebagaimana diidentifikasi oleh sampel darah, menunjukkan bahwa penciptaan biomarker panel darah dapat membantu mengidentifikasi individu yang merupakan risiko PTSD, kata para peneliti. Informasi molekuler sampel darah dapat digunakan untuk mengembangkan strategi pencegahan dan pengobatan pribadi.
Klik hari ini untuk informasi lebih lanjut dari berita medis.