Penari yang kehilangan kakinya dalam pemboman Boston Marathon akan mengikuti lomba tahun ini

Seorang penari ballroom profesional yang kehilangan satu kakinya dalam pemboman Boston Marathon mengatakan dia sedang berlatih untuk mengikuti perlombaan tahun ini: yang semuanya berjarak 26,2 mil.

Adrianne Haslet-Davis mengatakan dalam sebuah wawancara yang disiarkan Selasa di Hallmark Channel bahwa dia akan mencalonkan diri untuk mengumpulkan uang dan kesadaran untuk Limbs for Life, sebuah organisasi yang berbasis di Oklahoma City yang menyediakan prostesis kepada orang-orang berpenghasilan rendah yang diamputasi yang bukan merupakan anggota tubuh palsu.

Adrianne Haslet-Davis pada tahun 2013. (Foto AP/Michael Dwyer)

Haslet-Davis kehilangan kaki kirinya di bawah lutut dalam serangan April 2013, yang menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 260 lainnya.

Dia mengatakan dia berlatih hingga 10 mil dan menggunakan pisau serat karbon untuk membantu memenuhi janji yang dia buat pada dirinya sendiri setelah serangan untuk menyelesaikan maraton.

Pada tahun 2014, saat lari maraton pertama setelah pemboman, dia berlari di beberapa blok terakhir lintasan bersama saudara laki-lakinya. Musim semi lalu, dengan mengenakan gaun panjang dan sepatu hak tinggi, dia dan rekannya menari foxtrot melintasi garis finis.

“Pada tahun 2013 lalu, saya berjanji untuk menari lagi dan berjanji untuk ikut serta dalam Boston Marathon. Saya terus menari sejak saat itu, dan pada tanggal 18 April 2016, saya akan memenuhi janji itu,” ujarnya.

Perlombaan Boston Marathon ke-120 akan digelar pada 18 April.

Haslet-Davis berada di dekat garis finis sambil menyemangati para pelari ketika bom kedua meledak.

Dalam beberapa kesaksian paling kasar yang didengar selama persidangan federal tahun lalu terhadap tersangka pelaku bom Dzhokhar Tsarnaev, yang dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati karena perannya dalam serangan tersebut, dia ingat memeluk suaminya erat-erat setelah bom pertama meledak di jalan dan berkata, ” Yang berikutnya akan kena, yang berikutnya akan kena.”

Hal berikutnya yang dia tahu, dia tergeletak di tanah, kakinya patah dan mengeluarkan banyak darah.

Sejak itu, dia melanjutkan karir tari profesionalnya dan berkeliling negara sebagai pembicara tamu.

Berlari? Tidak terlalu banyak. Haslet-Davis mengakui dia bisa menari berjam-jam tetapi “tidak bisa berlari” sampai dia mulai berolahraga dengan serius.

Shelley Dutton, direktur pengembangan Limbs for Life, mengatakan yayasan tersebut berterima kasih atas visibilitas dan kesadaran yang dapat diberikan oleh program Haslet-Davis.

“Baginya bisa melakukan ini tiga tahun setelah kehilangan kakinya adalah hal yang luar biasa,” katanya, Rabu. “Ini merupakan perjalanan yang luar biasa. Dia mencapai beberapa pencapaian yang luar biasa.”

lagutogel