Pengunjuk rasa di Pakistan bentrok dengan polisi

Pengunjuk rasa di Pakistan bentrok dengan polisi

Pihak berwenang di Pakistan dilaporkan meminta militer untuk membantu memadamkan protes anti-Amerika yang semakin meningkat di ibu kota Pakistan, Islamabad, pada hari Kamis.

Para pengunjuk rasa mengatakan mereka memprotes film anti-Islam dan penggambaran nabi Islam Muhammad. Ratusan pengunjuk rasa bentrok dengan polisi antihuru-hara, yang menggunakan gas air mata dan pentungan untuk melawan para pengunjuk rasa.

Kerumunan yang berjumlah lebih dari 1.000 orang berusaha menuju kedutaan AS di Pakistan di dalam kawasan yang dijaga ketat yang menampung kedutaan dan kantor pemerintah. Beberapa pengunjuk rasa adalah mahasiswa yang berafiliasi dengan partai Islam garis keras Jamaat-e-Islami.

Departemen Luar Negeri mengeluarkan peringatan pada hari Kamis yang memperingatkan warga Amerika untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke Pakistan di tengah protes tersebut.

Protes diperkirakan akan meningkat di Pakistan pada hari Jumat, hari salat tradisional di dunia Muslim. Pemerintah Pakistan telah menetapkan hari libur nasional pada hari Jumat agar masyarakat dapat melakukan protes secara damai terhadap film tersebut.

Keputusan itu jarang mendapat pujian dari Taliban Pakistan, yang biasanya berperang dengan pemerintah.

Juru bicara kelompok militan tersebut mengatakan pihaknya menyambut baik keputusan tersebut namun juga berpendapat pemerintah harus mengusir semua diplomat AS.

Protes anti-Amerika baru-baru ini telah menyebabkan sedikitnya 30 orang tewas di tujuh negara, termasuk duta besar AS untuk Libya. Dua orang tewas dalam protes di Pakistan.

Di Indonesia, konsulat AS di kota terbesar ketiga di Indonesia, Medan, menutup kantornya untuk hari kedua pada hari Kamis karena adanya protes.

Sekitar 50 mahasiswa dari sebuah universitas Islam berkumpul di Makassar, ibu kota provinsi Sulawesi Selatan di Indonesia. Mereka membakar ban dan memaksa restoran McDonald’s tutup. Pintu tersebut kemudian ditutup dengan tanda bertuliskan, “Harus ditutup sebagai simbol protes kami terhadap ‘Innocence of Muslim’ buatan AS,” mengacu pada judul film tersebut.

Di Iran, ratusan mahasiswa dan ulama berkumpul di luar kedutaan Perancis di Teheran untuk memprotes penerbitan karikatur Nabi Muhammad di mingguan Perancis.

Para pengunjuk rasa meneriakkan “Matilah Prancis” dan “Ganyang AS” serta membakar bendera Amerika Serikat dan Israel. Demonstrasi berakhir setelah dua jam.

Di Kabul, beberapa ratus orang melakukan protes di pusat kota menentang film tersebut dan meneriakkan slogan-slogan anti-Amerika sebelum membubarkan diri secara damai.

Associated Press berkontribusi pada laporan ini.

lagutogel