Perompak Somalia membunuh sandera karena keterlambatan tebusan
MOGADISHU, Somalia – Perompak Somalia yang telah membajak kapal yang dibajak selama hampir dua tahun telah membunuh seorang awak kapal yang disandera asal Suriah dan melukai lainnya sebagai protes atas penundaan pembayaran uang tebusan, kata seorang pemimpin bajak laut.
Peristiwa ini diyakini merupakan pertama kalinya perompak Somalia membunuh seorang sandera karena keterlambatan pembayaran uang tebusan.
Hassan Abdi, seorang komandan bajak laut di kota Haradhere, pusat pembajakan utama, mengatakan pada hari Jumat bahwa pembunuhan pada hari Rabu adalah pesan kepada pemilik kapal MV Orna, yang dibajak di Seychelles pada tahun 2010.
Pembunuhan itu merupakan pesan kepada pemilik kapal yang tidak mengindahkan permintaan uang tebusan kami, kata Abdi melalui telepon.
“Lebih banyak pembunuhan akan terjadi jika mereka terus berbohong kepada kami – kami sudah kehilangan kesabaran terhadap mereka. Dua tahun sudah cukup,” katanya dengan marah.
MV Orna adalah kapal curah berbendera Panama yang dimiliki oleh sebuah perusahaan di Uni Emirat Arab.
Para perompak yang beroperasi di sepanjang garis pantai Somalia di Samudera Hindia dulunya tidak terpengaruh dan memiliki motivasi finansial bagi para nelayan Somalia, mereka marah karena kapal pukat internasional menangkap ikan secara ilegal di perairan Somalia. Namun kini geng-geng kriminal mendominasi perdagangan pembajakan dan menjadi semakin kejam ketika angkatan laut internasional berusaha menindak aktivitas mereka.
Perompak Somalia membajak MV Orna setelah menembakkan granat berpeluncur roket dan senjata ringan ke kapal tersebut pada bulan Desember 2010, ketika kapal tersebut berada sekitar 400 mil (640 kilometer) timur laut negara kepulauan Seychelles.
Pada Mei tahun lalu, sejumlah perompak dan sandera yang jumlahnya tidak diketahui terpaksa meninggalkan Orna setelah terjadi kebakaran, kata Abdi. Kebakaran tersebut diduga disebabkan oleh gangguan kelistrikan di dapur kapal, ujarnya.
Angkatan Laut Uni Eropa yang berpatroli di perairan Samudera Hindia belum mendengar mengenai pembunuhan tersebut, kata juru bicara Lt. cmdt. Jacqueline Sheriff.
Sejak tahun 2008, UE telah mempertahankan armada antara lima hingga 10 kapal perang di sepanjang Tanduk Afrika untuk memerangi pembajakan. Kapal ini merupakan bagian dari armada internasional yang lebih besar yang mencakup kapal perang AS, NATO, Rusia, dan lainnya. Gugus tugas UE juga mencakup negara-negara non-UE seperti Norwegia, Kroasia, Montenegro, dan Ukraina.
Serangan perompak di lepas pantai Somalia turun menjadi 69 dalam enam bulan pertama tahun ini dari 163 pada tahun sebelumnya, menurut pasukan Uni Eropa. Perompak Somalia berhasil menyita 13 kapal, turun dari 21 kapal, menurut pengawas pembajakan Biro Maritim Internasional.