Pilot pesawat tenaga surya berharap dapat terhubung dengan semangat Silicon Valley
DI SELURUH LAUT PASIFIK – Pilot pesawat bertenaga surya dalam perjalanan keliling dunia mengatakan pada hari Sabtu bahwa singgah di Silicon Valley, Kalifornia, akan membantu menghubungkan proyek berani tersebut dengan semangat perintis di wilayah tersebut.
Pilot Bertrand Piccard, yang meninggalkan Hawaii tiga hari lalu, mengatakan dia berharap bisa terbang melintasi Jembatan Golden Gate San Francisco sebelum mendarat di Mountain View pada Sabtu malam.
“Dapatkah Anda bayangkan melintasi Jembatan Golden Gate dengan pesawat bertenaga surya seperti yang dilakukan kapal pada abad-abad sebelumnya? Namun pesawat tersebut tidak menimbulkan kebisingan dan tidak menimbulkan polusi,” kata Piccard dalam siaran langsung video di situs web yang mendokumentasikan perjalanan.
“Merupakan prioritas untuk menghubungkan proyek yang kami miliki dengan semangat kepeloporan di Silicon Valley,” tambahnya.
Situs web proyek tersebut menyebutkan pesawat Solar Impulse 2 membutuhkan waktu 2 hari 4 jam dalam penerbangan tiga hari melintasi Samudra Pasifik.
Pesawat ini memulai perjalanan keliling dunia pada Maret 2015 dari Abu Dhabi, ibu kota Uni Emirat Arab, singgah di Oman, Myanmar, Tiongkok, dan Jepang. Ini adalah tahap kesembilan dari pelayaran mengelilinginya.
Piccard berbasa-basi pada hari Jumat dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon, yang menyebut semangat kepeloporan Piccard “menginspirasi” dan mengatakan kepadanya bahwa ia sedang membuat sejarah.
Piccard menjawab bahwa Ban juga membuat sejarah dengan memimpin penandatanganan perjanjian iklim yang didukung oleh perwakilan 175 negara.
“Apa yang Anda lakukan hari ini di New York dan menandatangani Perjanjian Paris lebih dari sekadar melindungi lingkungan, namun meluncurkan revolusi teknologi ramah lingkungan,” kata Piccard.
Perjalanan trans-Pasifik adalah bagian paling berisiko dari perjalanan pesawat tenaga surya karena kurangnya lokasi pendaratan darurat.
Setelah ketidakpastian mengenai angin, pesawat lepas landas dari Hawaii pada Kamis pagi. Awak yang membantunya lepas landas sedang keluar dari hanggar Hawaii dan menuju daratan untuk kedatangan akhir pekan ini.
Pada satu titik, penumpang jet Hawaiian Air melihat sekilas Solar Impulse 2 sebelum pesawat melaju melewati pesawat yang bergerak lambat.
Solar Impulse 2 mendarat di Hawaii pada bulan Juli dan terpaksa tinggal di kepulauan tersebut setelah sistem baterai pesawat mengalami kerusakan akibat panas dalam perjalanannya dari Jepang.
Co-pilot Piccard, Andre Borschberg, terbang dari Jepang ke Hawaii.
Tim juga sempat tertunda di Asia. Ketika mereka pertama kali mencoba terbang dari Nanjing, Tiongkok, ke Hawaii, awaknya harus dialihkan ke Jepang karena cuaca buruk dan sayap yang rusak.
Sebulan kemudian, ketika kondisi cuaca bagus, pesawat berangkat dari Nagoya di Jepang tengah menuju Hawaii.
Kecepatan terbang ideal pesawat adalah sekitar 45 km/jam, atau 28 km/jam, meskipun kecepatan ini bisa berlipat ganda pada siang hari saat sinar matahari paling kuat. Pesawat serat karbon memiliki berat lebih dari 5.000 pon, atau setara dengan truk ukuran sedang.
Sayap Solar Impulse 2, yang lebih lebar dibandingkan Boeing 747, dilengkapi dengan 17.000 sel surya yang menggerakkan baling-baling dan mengisi baterai. Pesawat beroperasi dengan energi yang tersimpan di malam hari.