PM Israel Melarang Agen Kasus Perbankan AS-Tiongkok: Laporan
YERUSALEM (AFP) – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tunduk pada tekanan Tiongkok dan melarang pejabat intelijen memberikan kesaksian dalam gugatan AS terhadap Bank of China, sebuah surat kabar melaporkan pada hari Senin.
Yediot Aharonot, harian terlaris di Israel, mengatakan tindakan Netanyahu telah membuat marah Amerika Serikat.
Laporannya mengacu pada tuntutan hukum yang diajukan pada tahun 2008 di pengadilan New York oleh keluarga korban “serangan teroris” yang mengguncang Israel antara Mei 2004 dan Januari 2007.
Mereka mengklaim kelompok Islam Palestina Hamas dan Jihad Islam mentransfer jutaan dolar melalui Bank of China yang diduga digunakan untuk membiayai serangan mematikan tersebut.
Netanyahu melakukan kunjungan kenegaraan selama lima hari ke Tiongkok pada bulan Mei dan, menurut Yediot, kepemimpinan Beijing mengundangnya dengan syarat bahwa ia melarang pejabat intelijen Israel memberikan kesaksian dalam gugatan tersebut.
Pengacara Nitsana Darshan-Leitner, yang mewakili 22 keluarga Israel, beberapa di antaranya kehilangan kerabat dalam serangan tersebut, mengecam Netanyahu karena tunduk pada tekanan dari Tiongkok.
“Netanyahu, yang ingin menunjukkan bahwa dia berada di garis depan dalam perang melawan terorisme, telah menyerah pada tekanan besar dari Tiongkok,” katanya kepada AFP.
Kantor Netanyahu menolak mengomentari tuduhan tersebut, sementara seorang pejabat senior pemerintah berusaha membela perdana menteri.
“Saya yakin perdana menteri terlibat penuh dalam perang melawan terorisme,” kata Yuval Steinitz, menteri yang membidangi hubungan internasional, urusan strategis dan intelijen, kepada radio publik.
“Tetapi dia juga tahu bagaimana membela kepentingan negara Israel,” tambah Steinitz tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Namun tindakan Netanyahu mungkin telah merusak hubungan dengan sekutu utamanya Amerika Serikat karena secara efektif menolak bekerja sama dengan pengadilan AS, Yediot melaporkan.
Dikatakan duta besar Israel untuk Washington, Michael Oren, melakukan perjalanan ke Yerusalem dalam beberapa hari terakhir dan bertemu dengan Netanyahu untuk “memberi tahu dia bahwa pemerintah AS sangat kecewa”.
Yediot juga mengatakan bahwa penggugat yang mengajukan tuntutan hukum mengatakan pejabat Israel meminta Bank of China untuk mengakhiri transfer tersebut pada tahun 2005, namun bank tersebut diduga mengabaikan permintaan mereka.
Bank of China membantah tuduhan tersebut dan mengatakan pihaknya menghormati peraturan PBB mengenai pencucian uang dan pendanaan teroris, kata surat kabar tersebut.