Putin berjanji bahwa Rusia akan meluncurkan misi luar angkasa berawak pada tahun 2018
MOSKOW (AP) — Rusia akan meluncurkan misi luar angkasa berawak dari pusat baru di Timur Jauh pada tahun 2018, kata Perdana Menteri Vladimir Putin pada hari Sabtu, seiring negara tersebut mengupayakan kemandirian yang lebih besar dalam program luar angkasanya.
Putin melontarkan komentar tersebut saat meresmikan dimulainya pembangunan kosmodrom baru di bekas pangkalan pertahanan rudal Vostochny, di luar kota Uglegorsk, 3.600 mil (5.800 kilometer) timur Moskow, dan beberapa ratus mil jauhnya dari Tiongkok.
Rusia saat ini menggunakan fasilitas peluncuran Baikonur buatan Soviet di Kazakhstan untuk semua misi luar angkasa berawak dan peluncuran komersial lainnya serta pusat yang lebih kecil di Rusia utara untuk peluncuran satelit militer.
Rusia memiliki hak sewa di Baikonur hingga tahun 2050 dan telah membayar sewa kepada Kazakhstan sekitar $115 juta sejak perjanjian tahun 2004.
Putin menekankan kebutuhan “strategis” bagi Moskow untuk memiliki “akses independen terhadap ruang angkasa.” Meskipun Baikonur terletak di “negara sahabat”, namun tetap dimiliki oleh negara lain, katanya.
Perdana Menteri Rusia mengatakan di saluran Rossiya yang dikelola pemerintah bahwa Vostochny akan menjadi tuan rumah semua peluncuran pesawat ruang angkasa berawak Rusia mulai tahun 2018. Peluncuran pesawat ruang angkasa tak berawak pertama dari pusat baru tersebut diharapkan terjadi pada tahun 2015.
Putin menggambarkan pembangunan tersebut sebagai “salah satu proyek terbesar dan paling ambisius di Rusia modern” yang “memberikan kesempatan kepada ribuan profesional muda untuk menggunakan bakat mereka.”
Wakil Perdana Menteri Rusia Sergey Ivanov seperti dikutip oleh kantor berita Rusia mengatakan bahwa tahap pertama pembangunan akan memakan biaya lebih dari 24 miliar rubel ($779 juta).
Seperti Baikonur di Kazakhstan, wilayah Amur di Timur Jauh Rusia, tempat pusat baru dibangun, berpenduduk jarang. Teknologi baru akan memungkinkan landasan peluncuran baru menjadi sepuluh kali lebih kecil dibandingkan dengan yang menempati Baikonur di padang rumput Kazakh, kata Anatoly Perminov, kepala badan antariksa Rusia.
Rejeki nomplok dari pendapatan minyak dalam beberapa tahun terakhir telah memungkinkan Kremlin membelanjakan lebih banyak uang untuk program luar angkasa Rusia, yang menderita akibat keruntuhan ekonomi pasca-Soviet.