Sekilas tentang permasalahan yang ada di benak warga Afghanistan saat mereka memilih presiden baru
KABUL, Afganistan – Beberapa isu menjadi perhatian utama warga Afghanistan saat mereka menuju tempat pemungutan suara pada hari Sabtu. Salah satu dampak buruknya adalah memburuknya keamanan saat negara ini menjalani transisi kekuasaan demokratis yang pertama dalam sejarah. Presiden Afghanistan Hamid Karzai dilarang oleh konstitusi untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga. Masalah yang paling sering disebutkan meliputi:
KEAMANAN: Meningkatnya serangan menjelang pemilu menyoroti buruknya kondisi keamanan di Afghanistan. Meskipun sebagian besar orang mengatakan hal ini membuat tekad mereka untuk pergi ke tempat pemungutan suara semakin kuat, rasa takut mendominasi hidup mereka dan anak-anak mereka. Banyak cerita tentang anak-anak yang karya seninya jarang tanpa helikopter tempur atau tentara bersenjata. Keamanan telah diserahkan kepada Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan menjelang penarikan terakhir pasukan tempur AS dan NATO pada akhir tahun ini. Banyak kandidat mengatakan bahwa peningkatan keamanan adalah kekhawatiran terbesar.
KORUPSI: Menurut Transparency International, Afghanistan adalah salah satu negara paling korup di dunia, bersama dengan Korea Utara dan Somalia. Menurut sebagian besar warga Afghanistan, korupsi merembes ke dalam setiap aspek kehidupan mereka. Tugas sederhana seperti membayar tagihan sering kali memerlukan suap. Kekhawatiran paling mendesak dari banyak warga Afghanistan adalah bahwa kecurangan sekali lagi akan mencemari hasil pemungutan suara. Pemilu tahun 2009 dinyatakan sangat cacat oleh pemantau pemilu lokal dan internasional.
EKONOMI: Kurangnya lapangan kerja dan meluasnya kemiskinan membuat sebagian besar warga Afghanistan bertanya-tanya ke mana hilangnya miliaran dolar bantuan internasional yang mengalir ke Afghanistan setelah jatuhnya Taliban. Bank Pembangunan Asia mengatakan pemerintah Afghanistan gagal mencapai target pendapatannya sebanyak dua kali pada tahun lalu. Bantuan luar negeri menyumbang lebih dari 90 persen anggaran pemerintah secara keseluruhan. Namun ada kabar baik ketika Bank Pembangunan Asia merevisi tingkat pertumbuhan Afghanistan menjadi 5,3 persen tahun ini. Sebagian besar pertumbuhan tersebut terjadi di sektor pertanian negara tersebut.
WANITA: Perempuan Afghanistan telah berkembang pesat sejak Taliban memerintah negara tersebut dan dipaksa berada di dalam rumah dan mengenakan burqa (Namun, perlu dicatat bahwa sebagian besar perempuan masih mengenakan burqa di daerah pedesaan di mana budaya yang sangat konservatif masih berlaku. ) Namun saat ini anak perempuan bersekolah dan perempuan bekerja, beberapa di antaranya menduduki kursi di parlemen. Namun banyak aktivis perempuan khawatir bahwa tekad pemerintah untuk melindungi hak-hak mereka semakin memudar. Mereka khawatir tentang masa depan bahwa keuntungan mereka mungkin dikorbankan demi kesepakatan dengan Taliban. Mereka mendukung kandidat perempuan dan berharap presiden berikutnya dapat membuat undang-undang yang menjamin hak-hak mereka.
PERAN AS MASA DEPAN: Memburuknya hubungan Presiden Afganistan Hamid Karzai dengan sekutu Barat di Kabul membuat rakyat Afghanistan khawatir bahwa memburuknya hubungan mereka akan membuat mereka terisolasi lagi. Karzai menolak menandatangani Perjanjian Keamanan Bilateral dengan Amerika Serikat, yang diperlukan jika sisa pasukan sekitar 12.000 hingga 15.000 tentara AS dan NATO ingin tetap berada di Afghanistan tahun depan. Masing-masing kandidat telah berjanji untuk menandatanganinya, namun Washington mengatakan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kesepakatan tersebut, semakin sedikit pasukan yang akan dipertahankan di negaranya. Bantuan internasional senilai miliaran dolar yang masuk ke Afghanistan juga terkait dengan hubungan negara tersebut dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.