Sekjen PBB mendesak lawan-lawan di Timur Tengah untuk meninggalkan ‘skeptisisme’

Sekjen PBB Ban Ki-moon pada hari Jumat meminta Israel dan Palestina untuk mengatasi “skeptisisme mendalam” yang menurutnya berisiko menggagalkan upaya untuk mencapai kesepakatan damai.

“Kita harus mengatasi skeptisisme mendalam yang muncul dari kebuntuan selama 20 tahun,” kata Ban pada pertemuan di Yerusalem dengan Presiden Israel Shimon Peres.

“Saya menyerukan kepada semua pihak untuk menghindari tindakan yang dapat merusak perundingan,” kata sebuah pernyataan.

“Kedua belah pihak harus menjaga lingkungan yang kondusif bagi proses perdamaian ke depan,” katanya dua hari setelah perundingan perdamaian yang ditengahi AS dilanjutkan di Yerusalem.

Perundingan pada hari Rabu, yang merupakan buah dari upaya diplomatik AS yang intensif selama berbulan-bulan untuk membawa kedua belah pihak kembali ke meja perundingan setelah hampir tiga tahun terhenti, dibayangi oleh pertikaian baru mengenai rencana pemukiman Israel di wilayah pendudukan.

Menjelang perundingan, Israel mengumumkan rencana untuk membangun lebih dari 2.000 rumah pemukim baru di Yerusalem timur yang dianeksasi dan di tempat lain di Tepi Barat yang diduduki, sehingga membuat marah para pejabat Palestina.

Ban sendiri mengkritik rencana Israel dalam pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas di kota Ramallah, Tepi Barat, pada hari Kamis.

Sekjen PBB mengatakan kepada wartawan bahwa dia “sangat terganggu dengan berlanjutnya aktivitas pemukiman Israel di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.

“Kegiatan pemukiman memperdalam ketidakpercayaan masyarakat Palestina terhadap keseriusan pihak Israel untuk mencapai perdamaian.

“Hal ini pada akhirnya akan membuat solusi dua negara menjadi mustahil,” dia memperingatkan.

Namun Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengecilkan masalah pemukiman tersebut pada pertemuan dengan Ban pada Jumat malam.

“Akar penyebab (konflik) adalah penolakan terus-menerus untuk mengakui negara Yahudi di perbatasan mana pun,” kata Netanyahu.

“Ini tidak ada hubungannya dengan pemukiman – ini adalah masalah yang perlu diselesaikan, tapi itu bukan alasan mengapa konflik terus berlanjut.

“Jika kita membangun beberapa ratus apartemen… di kawasan perkotaan yang diketahui semua orang… akan menjadi bagian dari peta perdamaian akhir di Israel, saya pikir itu bukanlah isu sebenarnya yang harus kita diskusikan,” lanjutnya.

“Masalah sebenarnya adalah bagaimana membuat negara Palestina yang terdemiliterisasi akhirnya mengakui dan menerima satu-satunya negara Yahudi.”

Result Sydney