Somalia mengatakan Kenya menahan ribuan warga Somalia yang tidak bersalah dalam kontra-terorisme
NAIROBI, Kenya – Perdana Menteri Somalia pada hari Senin mengungkapkan keprihatinannya atas penahanan warga Somalia yang menurutnya taat hukum di Kenya, di mana polisi melakukan tindakan keras keamanan yang bertujuan menghentikan serangan teror.
Polisi Kenya telah menangkap ribuan orang, kebanyakan dari mereka adalah etnis Somalia, menyusul serentetan serangan kekerasan yang diduga dilakukan oleh kelompok militan Somalia Al-Shabab. Pekan lalu, sebuah bom mobil meledak di luar kantor polisi Nairobi, menewaskan dua polisi dan dua penumpang kendaraan, keduanya etnis Somalia.
Operasi keamanan telah dikritik habis-habisan oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia yang mengatakan pihak berwenang memprofilkan warga Somalia, menahan mereka tanpa pengadilan, memeras para pengungsi, menahan para tersangka dalam kondisi yang tidak manusiawi dan menghindari hukum untuk mendeportasi beberapa orang kembali ke Somalia.
Aktivis HAM telah memperingatkan bahwa penargetan terhadap warga Somalia dapat menyebabkan xenofobia dan peningkatan radikalisasi pemuda Muslim, yang mungkin merasa agama mereka sedang diserang.
Operasi tersebut menyebabkan penangkapan petugas konsuler Somalia di Kenya, Siyad Mohamud Shire, yang melanggar kekebalan diplomatiknya, kata Perdana Menteri Somalia Abdiweli Sheikh Ahmed. Kebanyakan orang Somalia di Kenya damai, katanya.
“Pemerintah Federal Somalia terus mengungkapkan keprihatinan serius tentang penahanan warga Somalia yang taat hukum di Kenya,” katanya dalam pernyataan tertulis. “Pemerintah Somalia terus berkomunikasi dengan pemerintah Kenya mengenai penahanan ini dan ingin melihat pemerintah Kenya melakukan segala yang mungkin untuk memastikan perlindungan warga Somalia yang tidak bersalah.”
Pemberontak ekstremis Islam al-Shabab telah bersumpah untuk melakukan serangan di tanah Kenya untuk membalas kehadiran pasukan Kenya di Somalia. Kenya mengirim pasukan ke Somalia pada 2011 untuk memerangi Al-Shabab, yang dipersalahkan pemerintah Kenya atas serentetan serangan lintas perbatasan.
Awal tahun ini, pemerintah Kenya mendakwa seorang diplomat Somalia atas tuduhan terkait terorisme karena meledakkan alat peledak rakitan di sebuah restoran populer di bandara internasional utama Kenya.
Diplomat itu, yang diidentifikasi sebagai sekretaris ketiga di kedutaan, adalah salah satu dari empat warga Somalia yang dituduh terlibat dalam serangan 16 Januari itu. Tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut.
Seorang pejabat polisi, yang bersikeras tidak mau disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada pers, mengatakan pihak berwenang memiliki catatan telepon yang menunjukkan bahwa diplomat Somalia itu berkomunikasi dengan dua tersangka pengebom bandara saat mereka sedang dalam perjalanan ke bandara.
Pemerintah Somalia belum mengeluarkan pernyataan apapun terkait penangkapan dan penuntutan pegawai kedutaan tersebut.